Kejari Cimahi Bebaskan Tukang Sayur Penganiaya Kondektur Melalui Restorative Justice
CIMAHI, iNews.id - Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Cimahi membebaskan tersangka kasus penganiayan berdasarkan pengehentian perkara lewat restorative justice, Minggu (15/1/2023). Kasus ini dinilai hanya persoalan sepele, yakni tersangka kurang membayar ongkos sebesar Rp5.000 sehingga terjadi penganiayaan terhadap kondektur bus.
Dengan adanya putusan ini, Anton Suargi (30), pedagang sayur tak bisa menyembunyikan kebahagiannya saat kejaksaan membebaskan dari kasus penganiayaan melalui keputusan restorative justice.
Suasana haru pun terlihat saat korban sekaligus pelapor Alwiandi hadir dan memeluk Anton Suardi. Mereka berdua sebelumnya sempat berseteru di dalam bus umum jurusan Bandung-Bekasi di Rest Area Km 125 Tol Purbaleunyi, Kota Cimahi. Perseteruan berujung penganiayaan Anton terhadap Alwiandi, yang tak lain merupakan kondektur bus.
Kasus ini berawal saat kondektur menagih Anton karena hanya sanggup membayar Rp15.000 yang seharusnya Rp20.000 untuk tujuan akhir Cikalongwetan. Kondektur sempat menepuk jidat Anton yang dibalas dengan pukulan hingga korban luka sobek di bagian wajah dan melaporkan kasuss ini ke kepolisian.
Kejari Cimahi kemudian menghentikan kasus penuntutan perkara yang menjerat Anton atas dasar sejumlah pertimbangan tentang restorative justice. Salah satu pertimbangannya tersangka belum pernah terjerat kasus hukum dan ancaman hukuman penjara dalam kasus ini di bawah 2 tahun.
"Tersangka ini memenuhi syarat tentang penghentian penuntutan. Ancaman hukumannya juga itu 2 tahun 8 bulan, tidak lebih lima tahun. Terpenting korban memaafkan tersangka," Kajari Kota Cimahi, Rosalina Sidabariba.
Anton sebelumnya ditangkap kepolisian seusai menganiaya korban dan dijerat Pasal 351 KUHP tentang Penganiayaan. Setelah kasusnya dilimpahkan ke kejaksaan akhirnya Anton mendapatkan restorative justice, setelah korban pun ikut memaafkan tersangka
"Bisa berkumpul lagi dengan keluarga. Saya bisa lebih dewasa dan bisa lebih menahan emosi ketika menghadapi emosi. Saya tidak tahu ongkos bus sudah naik," ujar Anton
c
Editor: Asep Supiandi