Kecelakaan Beruntun di Tol Purbaleunyi, Begini Pengakuan Sopir Dump Truk
PURWAKARTA, iNews.id - Kecelakaan beruntun di Jalan Tol Purbaleunyi KM 91, Purwakarta, Jawa Barat yang menewaskan delapan orang dan puluhan lainnya luka-luka pada Senin (2/9/2019) siang lalu, diduga berawal dari dump truk bermuatan pasir yang mengalami rem blong.
Dump truk yang disopiri Subana (40) itu kemudian oleng dan menabrak puluhan kendaraan lain yang berada di depannya.
Saat ini, Subana bersama enam korban luka lainnya yang lolos dari kecelakaan maut itu masih dirawat intensif di Rumah Sakit (RS) MH Thamrin, Purwakarta.
Dengan kondisi kepala masih diperban, Subana menceritakan detik-detik terjadinya kecelakaan beruntun 21 kendaraan yang menewaskan delapan orang.
Dia menuturkan, kecelakaan maut itu berawal dari salah satu dump truk yang dikendarai temannya, Dedi Hidayat yang tiba-tiba mengalami rem blong.
Sebelum insiden mengenaskan itu terjadi, kata dia, sopir dump truk tersebut menelepon dirinya bahwa truk yang dikendarainya mengalami rem blong.
“Temen saya itu, tiba-tiba nyalip saya. Sekitar tiga menit kemudian dia nelepon saya. Dia bilang, Mas Bana rem saya blong. Ya Allah, kamu berdoa saja dan berhenti dulu ya. Tapi nggak bisa berhenti,” katanya ditemui di RS MH Thamrin, Purwakarta, Selasa (3/9/2019).
Namun belum sempat berhenti di bahu jalan, kecelakaan itu terjadi. Truk yang dikendarai temannya tersebut terguling di tengah jalan hingga memicu kecelakaan beruntun.
“Temen saya itu ambil (lajur) kanan terus nyelametin diri karena kalau ambil kiri nggak bisa kenceng banyak truk-truk berjalan pelan. Tiba-tiba saya juga nggak kuat. Jadi ikutin dia, khawatir. Saya goyang kanan. Ternyata, teman saya sudah terguling. Saya yang mbuntutin ikut nabrak mobil-mobil kecil di depan,” ujarnya.
Subana mengaku dump truk yang dikendarainya membawa muatan material pasir tanah seberat 40 ton. “Saya bawa tanah pasir 40 tonan. Saya berdoa terus nyelametin temen-temen satu jalan saya yang ada di depan. Mobil-mobil kecil di depan saya itu kan teman satu perjalanan saya,” ucapnya.
Editor: Kastolani Marzuki