get app
inews
Aa Text
Read Next : Kapolda Kepri Terima Penghargaan TRC Perlindungan Perempuan dan Anak

Kasus Trafficking di Cianjur Marak di Masa Pandemi, Melonjak 100 Persen di Tahun Ini 

Kamis, 22 Juli 2021 - 23:20:00 WIB
Kasus Trafficking di Cianjur Marak di Masa Pandemi, Melonjak 100 Persen di Tahun Ini 
Ketua Harian P2TP2A Cianjur Lidya Indayani Umar. (Foto: Antara)

CIANJUR, iNews.id - Kasus penjualan orang atau trafficking di Kabupaten Cianjur marak selama masa pandemi Covid-19. Bahkan dalam enam bulan terakhir kasusnya sudah melonjak 100 persen dibanding tahun sebelumnya

Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Cianjur, Jawa Barat mencatat selama enam bulan terakhir kasus penjualan  trafficking sebanyak 12 kasus, sedangkan tahun sebelumnya hanya enam kasus. Sebagian besar korban dari kasus ini merupakan anak di bawah umur, dijual ke tempat hiburan malam.

Ketua Harian P2TP2A Cianjur Lidya Indayani Umar, mengatakan, kenaikan kasus terjadi akibat kurangnya ekonomi keluarga selama pandemi, sehingga banyak orang tua yang membiarkan anak mereka bekerja di luar pengawasan, membuat anak perempuan di bawah umur rentan menjadi korban trafficking.

"Selama pandemi membuat orang tua yang SDM-nya kurang, membiarkan anak perempuannya untuk membantu ekonomi keluarga, namun mereka tidak tahu di mana anak mereka bekerja, meski usia mereka rata-rata masih di bawah umur berkisar antara 15 sampai 17 tahun," katanya, Kamis (22/7/2021).

Mereka yang menjadi korban, biasanya diiming-imingi gaji besar dan bekerja di bidang informal seperti karyawan di toko, rumah makan dan beberapa tempat lainnya, sehingga korban tertarik karena berniat untuk membantu ekonomi keluarga.

Namun setelah mereka terjaring, pelaku yang merupakan sindikat penjualan orang, mengirim korban ke luar pulau seperti yang ditangani pihaknya saat ini, beberapa orang remaja asal Cianjur dijadikan pekerja seks dan pemandu lagu tempat karaoke di NTT dan NTB.

"Korban trafficking asal Cianjur yang dipekerjakan di NTT sebagai pemandu lagu, segera kami pulangkan. Sedangkan belasan orang korban lainnya di NTB masih dalam proses pemulangan, setelah kami berkoordinasi dengan berbagai pihak," katanya pula.

Minimnya pengetahuan dan pengawasan orang tua serta ekonomi yang sulit, membuat mereka dengan mudah tergiur janji manis pelaku saat menawarkan berbagai pekerjaan, namun setelah sampai ke lokasi yang dituju, banyak korban yang berhasil melarikan diri.

"Sehingga banyak orang tua yang mengizinkan anaknya untuk bekerja di luar kota atau luar pulau karena uang yang dijanjikan dapat membantu ekonomi keluarga. Namun setelah tahu, mereka melaporkan hal tersebut ke kami," ujar dia.

Selama pandemi, pihaknya kesulitan untuk menggencarkan sosialisasi terkait trafficking ke berbagai kalangan secara langsung, karena melalui media sosial masih belum bisa menjangkau hingga ke pelosok terutama wilayah selatan. Namun pihaknya tetap mengimbau orangtua di Cianjur, untuk tetap mengawasi kegiatan anak perempuan mereka saat berada di luar rumah.

Editor: Asep Supiandi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut