Kasus Sate Beracun, Kata Tetangga di Majalengka, NA Orangnya Someah

MAJALENGKA, iNews.id - Kasus sate beracun sianida di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang menyeret Nani Apriliani atau NA (25), membuat warga sekitar tempat tinggal tersangka di Dusun Sukaasih, Desa Buniwangi, Kecamatan Palasah, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, kaget. Di mata tetangganya, NA merupakan sosok yang hangat dan ramah.
Meskipun jarang pulang ke Majalengka dan ketika pulang pun relatif singkat, tetapi NA terbilang someah (ramah) dengan para tetangganya.
"Teh NA itu orangnya someah (ramah). Kalau pas pulang, ya biasa nyapa gitu. Sama anak-anak kecil juga suka ngasih uang," kata tetangga NA, Opan Sopandi saat berbincang dengan MNC Portal Indonesia (MPI), Selasa (4/5/2021).
Namun Opan mengaku tidak mengetahui secara rinci aktivitas NA di Bantul, tempat merantaunya itu. Begitu juga dengan sifatnya saat berada di Bantul. "Yang pasti, kalau di sini mah someah (ramah). Tahunya Teh NA di sana teh, kerja. Tapi nggak tau, kerja apanya mah," ujarnya.
Opan menuturkan, sebelum diketahui ternyata NA tersangka dalam kasus sate beracun, dirinya sudah mengetahui kasus yang menewaskan anak driver ojek online (ojol) itu.
Namun dia tidak menyangka jika kasus itu ada keterlibatan dengan tetangganya sendiri. "Sebelum ramai kaya gini, udah liat berita tentang itu (sate beracun) sih. Ya kaget, nggak nyangka aja (pelakunya NA). Karena dia orangnya someah kalau di sini," tutur Opan.
Ketua RT 3/3 Johari mengatakan, pada Senin (3/5/2021) kemarin, rumah ayah NA sempat kedatangan petugas kepolisian dan aparat desa. Namun, dia mengaku tidak tahu pasti terkait tujuan kedatangan mereka. "Keluarga pasti shock lah. Kami juga nggak tanya-tanya (tentang kasus yang dialami NA)" tutur Johari.
Sementara, saat MPI berkunjung ke rumah orang tua NA pada Selasa (4/5/2021) siang, keduanya sedang tidak ada di rumah. Menurut adik NA, kedua orang tuanya sedang pergi ke Cirebon.
Diberitakan sebelumnya, polisi menangkap Nani Aprilliani (25) perempuan cantik pengirim sate beracun yang menewaskan anak driver ojek online (ojol), Naba Faiza Prasetya (10) warga Salakan, Bangunharjo, Sewon, Bantul pada Minggu (25/4/2021) lalu.
Tersangka NA yang merupakan pekerja salon di Yogyakarta asal Majalengka, Jawa Barat itu ditangkap di wilayah Piyungan.
Direktur Direktorat Reserse Kriminal Umum (Dirditreskrimum) Polda DIY Kombes Pol Burkan Rudi Satria mengatakan, penangkapan NA berawal dari penyelidikan petugas dan keterangan sejumlah saksi. Selain itu, mempelajari dari rekaman CCTV di dekat lokasi.
Dari penyelidikan tersebut, petugas berhasil mengidentifikasi pelaku yakni, NA. Petugas kemudian mencari keberadaan pelaku dan menangkapnya di wilayah Piyungan, Bantul, Rabu (30/4/2021).
“Tersangka ini kami amankan di daerah Piyungan dan selanjutnya dibawa ke Polres Bantul,” kata Burkan dalam rilis di Mapolres Bantul, Senin (3/5/2021).
Akibat perbuatannya, kata dia, tersangka NA dijerat Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana subsider 338 KUHP tentang Pembunuhan sub Pasal 80 ayat 3 juncto Pasal 76c UU RI No 35 tahun 2014 tentang perubahan UU 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Ancaman hukuman bisa berupa hukuman mati atau pidana seumur hidup.
“Untuk pasal yang diterapkan Pasal 340 KUHP subsider 338 KUHP jo pasal 80 dan 76 UU Perlindungan Anak,” kata Burkan.
Petugas juga mengamankan barang bukti berupa sepeda motor, helm dan sandal japit dan satu tas plastik berisi dua dos berisi makanan dan sate. Kasus ini berawal saat Bandiman ayah dari korban Naba Faiz sedang istirahat di masjid yang ada di Jalan Gayam Yogyakarta.
Saat itu pelaku datang dan minta kepada Bandiman, driver ojek online untuk mengantarkan paket makanan ke Tomi, warga Kasihan, Bantul dengan menyertakan nomor handphone. Jika ditanya paket makanan ini dari Hamid yang tinggal di Pakualaman.
Berdalih tidak memiliki aplikasi, pelaku melakukan order secara offline dan membayar Rp30.000. Namun sampai di alamat yang dituju, Tomi sedang berada di luar kota. Istri Tomi kemudian menolak paket tersebut karena merasa tidak kenal dengan pengirim dan menyerahkan paket itu kepada Bandiman.
Paket makanan tersebut kemudian dibawa pulang Bandiman dan disantap bersama keluarganya untuk berbuka puasa. Namun baru beberapa potong disantap anak dan istrinya muntah-muntah hingga tidak sadarkan diri. Mereka kemudian dibawa ke rumah sakit. Nahas, Naba meninggal dunia dalam perawatan. Sedangkan ibunya selamat.
Editor: Agus Warsudi