Kapal 870 GT Berbendera Rusia Berlabuh di Palabuhanratu Sukabumi, Warga: Misterius
SUKABUMI, INews.id - Dua kapal besar berkapasitas 870 GT berbendera Rusia berlabuh di perairan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Dua kapal itu menjadi sorotan warga karena keberadaannya dianggap misterius.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, keberadaan kapal pencari ikan itu masuk ke Teluk Palabuhanratu sejak Mei 2023 lalu. Kapal tersebut berbendera Rusia dan diisi oleh anak buah kapal (ABK) asal China.
"Sangat misterius, kenapa kapal asing tersebut bisa bersandar di Teluk Palabuhanratu. Bahkan informasi yang saya peroleh kapal itu juga ABK-nya warga asing asal China. Mereka ada di dua kapal. Ini tentunya menjadi pertanyaan besar, dari mana dan milik siapa kapal itu," kata Berli Lesmana, aktivis di Palabuhanratu, Rabu (28/6/2023).
Sementara itu, Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas III Palabuhanratu Mastur melalui petugas Kesyahbandaran Sofyan Efendi mengatakan, benar dua kapal berbendera Rusia berlabuh di teluk Palabuhanratu. Kapal tersebut dibeli oleh seorang pengusaha untuk dipakai di Indonesia.
"Betul ada dua kapal Rumjeng 03 dan Rumjeng 05 yang berada di Palabuhanratu. Tetapi sebelum masuk ke Indonesia atau ke pelabuhanratu, kapal ini masuk dulu di tanjung periuk," kata Sofyan Efendi.
Sofyan menyatakan, kedua kapal yang berada tidak jauh dari pelabuhan perikanan nusantara Palabuhanratu (PPNP) itu dalam proses pergantian dokumen dari bendera rusia menjadi Indonesia. Oleh sebab itu masih bersandar di Teluk Palabuhanratu.
"Ditajung priuk kapal sudah diperiksa dari beacukai, imigrasi, hingga karantina. Kini proses ganti bendera dari rusia ke Indonesia. Itu memang perlu waktu. Jadi sebelum ganti bendera, kapal itu harus ada penghapusan dulu dimana kapal itu terdaftar, jadi tidak semudah 1-3 hari selesai, jadi intinya kapal disini tidak bermasalah," ujar dia.
Dua kapal itu, tutur Sofyan Efendi, memiliki crew warga cina dengan masing-masing kapal berjumlah 7 orang. Mengenai agennya, ia menyebutkan PT Helladius Sak Berjaya.
"Agenya PT Helladius Sak Berjaya dengan nama pak Sahala asal Jakarta. Pa Sahala ini lagi proses kapal ganti bendera dari rusia ke Indonesia. Itu memang perlu waktu," tutur Sofyan Efendi.
Walaupun begitu, kata Sofyan Efendi , kedua kapal kapasitas 870 GT dengan ABK asal China itu diperbolehkan berada di kapal untuk melatih dan memperkenalkan teknologi di kapal tersebut.
"Bisa engga setelah ganti bendera crewnya orang cina?, saya katakan bisa. Sesuai UUD 17 tahun 2008 tentang pelayaran, diperbolehkan warga asing tapi hanya crew tertentu seperti Perwira, Nahkoda, KKM untuk mentransfer ilmu dan itu dibatas waktu hanya 6 bulan," ucap dia.
Namun kata Sofyan, selama proses pergantian belum selesai, dua kapal itu tidak diperbolehkan beroperasi, apalagi hingga berlayar di laut Indonesia.
"Kapal selama proses ganti bendera sama perijinan, selama itu tidak boleh di operasikan jadi kapal hanya berlabuh. Disini kapal baru 2 bulan masuknya bulan Mei," ujar Sofyan Efendi.
Editor: Agus Warsudi