Setelah mendapat KUR BRI, Encih mengaku belanja singkongnya bertambah dari semula 3 kuintal menjadi 7 kuintal per hari. Bahkan, kini melonjak 1,5 ton singkong sekali produksi.
“Sekarang kan bulan puasa, lagi banyak permintaan buat Lebaran nanti. Sekarang saja saya tambah lagi sampai 1,7 ton naik 2 kuintal,” ujarnya.
Encih mengatakan, keripik singkong buatannya biasanya dipasok ke pelanggan di daerah Ragunan, Jakarta Selatan. Selain itu, ke toko oleh-oleh dan warung.
Meski demikian, Encih mengaku kerap mendapat kendala dalam berbisnis utamanya soal bahan baku singkong. “Kendalanya sekarang singkong agak susah didapat mungkin karena faktor cuaca, jadi banyak yang gak pada panen. Harganya pun naik,” katanya.
Kini, Encih telah merasakan gurihnya dari bisnis keripik singkong. Selain menjadi penopang utama ekonomi keluarga, Encih juga kini mampu membeli mobil niaga dan sepeda motor serta menyekolahkan kedua anaknya.
BRI untuk Indonesia memang telah menjadi pilihan para pelaku UMKM. Terbukti, BRI menjadi bank dengan total penyaluran KUR UMKM terbesar di Indonesia. Pada triwulan III 2023, debitur baru KUR BRI telah tumbuh melampaui target yang ditetapkan pemerintah.
“Telah mencapai 1,44 juta debitur KUR baru hingga triwulan III 2023. Sedangkan target debitur KUR baru 2023 adalah sebesar 1,36 juta debitur. Kebijakan penyaluran KUR tahun 2023 pun memiliki substansi graduasi atau UMKM naik kelas yang jelas untuk kemandirian pelaku usaha,” kata Direktur Bisnis Mikro BRI Supari dalam keterangan resminya.
Sebagai pahlawan UMKM, BRI terus berinovasi mendukung para pelaku UMKM pulih dari keterpurukan pandemi Covid-19. Salah satu langkah yang dilakukan adalah menghubungkan pelaku UMKM dengan para pembeli dengan aplikasi.
Editor: Kastolani Marzuki