Jabar Dipastikan Masih Aman Demam Babi Afrika, DKPP Belum Temukan Kasus
BANDUNG, iNews.id - African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika telah masuk ke Indonesia sejak April 2023. Namun hingga saat ini belum ditemukan kasus demam babi Afrika di Jawa Barat.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner DKPP Jabar, Suprijanto, mengatakan, peternakan babi di Jabar tergolong sedikit. Paling besar ada di wilayah Kuningan dan Kabupaten Bogor.
"Jawa Barat tidak banyak, hanya daerah tertentu yang banyak (ternak babi), di Kuningan dan Gunung Sindur (Bogor), fokusnya di sana," ucap Suprijanto, Selasa (23/5/2023).
Dia memastikan, pihaknya belum menemukan laporan adanya kasus demam babi Afrika dari kedua wilayah tersebut. Sejauh ini, kasus ASF baru terjadi di Riau dan Sulawesi Selatan.
Selain itu, DKPP juga sudah melakukan komunikasi dengan aparat veteriner di Yogyakarta. Hasilnya, belum ditemukan kasus tersebut di pulau Jawa.
"Dari teman-teman di sana juga tidak ada," ucapnya.
Meski begitu, pihaknya mengimbau agar para peternak babi di Jawa Barat untuk selalu waspada. Pihaknya pun akan melakukan deteksi lalu lintas hewan di sejumlah titik guna meningkatkan pengawasan.
Kabupaten Kuningan dan Bogor sendiri selama ini memasok babi untuk kepentingan hewan potong ke Jakarta dan Kota Bandung. Kendati demikian, jumlah hewan babi yang dikirim ke rumah potong hewan relatif kecil.
"Yang dari Kuningan itu ke RPH babi di Kota Bandung paling hanya 15-20 ekor per hari, tidak banyak," ujar dia.
Untuk diketahui, virus demam babi Afrika bukanlah kasus baru di Indonesia. Kasus virus demam babi Afrika pertama kali teridentifikasi di Medan, Sumatera Utara pada 2019 lalu yang kemudian menyebar ke sejumlah wilayah di Indonesia seperti NTT, Bali, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.
Kasus menjadi heboh saat virus ditemukan di Pulau Bulan, Batam, Kepulauan Riau pada April lalu. Pasalnya, Pulau Bulan menjadi satu-satunya wilayah yang mengirimkan babi hidup ke luar Indonesia.
Editor: Asep Supiandi