CIANJUR, iNews.id – Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menyebut Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman sebagai jenderal santri. Wapres berharap ke depan, banyak lahir jenderal santri lainnya.
“Dudung Abdurrahman, ini saya sebutnya Jenderal Santri. Karena memang beliau ini santri sebenarnya. Beliau ini alumni Pesantren Buntet Cirebon,” kata Wapres Ma’ruf Amin dalam Istigasah Kubro, Dzikir dan Doa Untuk Keselamatan Bangsa di Masjid Agung Cianjur, Minggu (19/2/2023).
KSAD Jenderal TNI Dudung Apresiasi Istigasah Kubro di Masjid Agung Cianjur
Wapres Ma’ruf Amin mengaku tidak heran jika Dudung Abdurrachman membuat kegiatan istigasah, salat subuh berjemaah, dan kegiatan keagamaan lainnya. “Karena beliau (Dudung) itu santri,” ujarnya.
Wapres berharap, ke depan banyak jenderal-jenderal santri di Republik Indonesia. “Kenapa, karena memang santri itu punya komitmen. Keagamaan dan punya komitmen kebangsaan. Sejak awal santri dari dulu berjuang untuk membela negara, santri pertama dulu di akhir abad ke-19 melakukan perlawanan ketika belum ada perlawanan,” ungkapnya.
Istigosah Kubro di Masjid Agung Cianjur, Wapres dan KSAD Doakan Keselamatan Bangsa
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman memberikan penghargaan kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) atas terselenggaranya istigasah kubro di Masjid Agus, Cianjur.
Kegiatan yang dirangkai dengan peringatan Isra Miraj tersebut dihadiri langsung Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin.
“Saya selaku kepala staf TNI AD dan pribadi memberikan penghargaan kepada dewan pimpinan MUI atas terselenggaranya istighosah kubra ini,” ujar Dudung, Minggu (19/2/2023).
Dudung mengatakan, peristiwa Isra Miraj Nabi Muhammad SAW merupakan perjalanan spritual luar biasa sekaligus mukjizat tanda kenabian. Puncak Isra Miraj adalah pertemuan antara Rasulullah dengan Allah serta turunlah perintah shalat 5 waktu.
“Bagi kita khususnya prajurit TNI AD, Isra Miraj memberikan pelajaran dan keteladanan terhadap ketaatan perintah dan kepedulian pemimpin terhadap anak buah,” katanya.
Editor: Kastolani Marzuki