Hujan Deras, Kawasan Pasar Panorama Lembang KBB Tergenang Air Bercampur Limbah

BANDUNG BARAT, iNews.id - Kawasan Pasar Panorama Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) diterjang banjir, Jumat (21/5/2021). Air menggenangi sejumlah ruas jalan setelah kawasan Lembang dan sekitarnya diguyur hujan cukup deras.

Tergenangnya akses jalan utama di Lembang tersebut mengakibatkan pengemudi kendaraan tidak berani melintas karena ketingggian air mencapai sekitar 20-30 cm. Mereka lebih memilih menepikan kendaraan dan menunggu air surut daripada memaksakan untuk melintas. 

Baca Juga

Jawa Barat dan Jakarta Terbanyak Lagi Sumbang Kasus Covid-19 Hari Ini

Di sejumlah media sosial, tergenangnya jalan di depan Pasar Panorama Lembang ini menjadi viral. Bahkan ada video yang memperlihatkan sejumlah dagangan pedagang yang berserakan dan terbawa arus air. 

Air yang menggenangi sekitaran Pasar Panorama juga berwarna kehitaman dan mengeluarkan bau tak sedap. Air banjir itu bercampur dengan limbah sampah dari Pasar Panorama yang terbuang ke saluran drainase di depan pasar.

Baca Juga

Ratusan Ayam di KBB Mati Mendadak, Ini Dugaan Penyebabnya

"Kalau hujan besar di sini pasti banjir. Jalan otomatis tergenang," kata salah seorang warga, Kurnaefi (38).

Menurutnya, banjir terjadi karena air kiriman dari wilayah atas dan pasar, yang lokasinya lebih tinggi dari jalan. Akibatnya saluran air yang ada tidak mampu menampung debit air yang tiba-tiba naik, sehingga air meluber dan menggenang jalan di depan 
pasar. 

Baca Juga

9 Pengikut Aliran Sesat di Bojong Cianjur Tobat dan Kembali Bersahadat  

"Saluran airnya banyak tersumbat sampah, jadi banjir. Tapi biasanya tidak lama surut lagi," ujarnya. 

Warga lainnya, Yandri menyebutkan, banjir di sekitaran Pasar Panorama Lembang jadi rutinitas tatkala hujan deras mengguyur. Tak cuma pengendara, para pemilik toko di sekitaran Pasar Panorama juga terdampak langsung. 

"Rata-rata air banjirnya masuk ke bangunan toko, apalagi yang posisinya rendah. Kalau gini terus setiap turun hujan deras, kasihan juga," kata dia. 

Editor: Asep Supiandi