get app
inews
Aa Text
Read Next : Perwira dan Kapolsek di Lingkungan Polresta Bogor Dirotasi, Ini Daftarnya

Harga Tiket Masuk Kebun Raya Bogor, Tak Bikin Kantong Kempis

Jumat, 10 Maret 2023 - 07:00:00 WIB
Harga Tiket Masuk Kebun Raya Bogor, Tak Bikin Kantong Kempis
Bangunan Ecodome di Kebun Raya Bogor. Ecodome berfungsi menyaring udara kotor. (FOTO: ISTIMEWA/kebunraya.id)

BOGOR, iNews.id - Sebelum berkunjung ke sebuah tempat wisata, penting untuk diketahui adalah harga tiket masuk yang berlaku pada 2023 ini. Begitu juga saat Anda ingin berkunjung ke Kebun Raya Bogor.  

Dengan mengetahui harga tiket masuk sebuah objek wisata, Anda akan bisa mengukur berapa anggaran yang harus disediakan.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, Kebun Raya Bogor pada 2023 yang berlokasi di Jalan Ir Haji Juanda Nomor 13, Kelurahan Paledang, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor buka dari Senin hingga Jumat pukul 08.00-16.00 WIB. 

Pada Sabtu, Minggu, atau Hari libur nasional, Kebun Raya Bogor bukan dari pukul 07.00 hingga 16.00 WIB.

Harga tiket masuk Kebun Raya Bogor saat weekday dan weekend atau libur nasional, berbeda. Namun jangan khawatir, harga tiket kebun raya yang menyimpan ribuan jenis flora itu tak membuat kantong Anda kempis.

Harga Tiket Masuk Kebun Raya Bogor 2023

Berdasarkan informasi yang dihimpun, berikut harga tiket masuk Kebun Raya Bogor terbaru pada 2023:

- Domestik dan Mancanegara Weekday: Rp16.500 
- Domestik dan Mancanegara weekend & Hari libur: Rp26.500 
- Tiket Masuk sepeda weekday: Rp15.000 
- Tiket Masuk sepeda Weekend: Rp20.000 

- Tiket Kendaraan 
- Tiket parkir Motor: Rp5.000 
- Tiket parkir mobil: Rp50.000   

Selain menikmati keindahana taman, bangungan, dan tanaman-tanaman cantik dan langka, Anda bisa menyewa beberapa fasilitas di objek wisata seluas 87 hektare ini.

Fsilitas yang dapat Anda sewa adalah shuttle bus, sepeda keranjang, sepeda gunung, dan golf car. Berikut tarif sewa fasilitas tersebut:

- Shuttle bus: Rp25,000 per orang per 1 kali naik
- Sepeda keranjang Rp25.000 per jam
- Sepeda Gunung Rp30.000 per jam
- Golf car Rp75.000-Rp250.000

Selain menyimpan ribuan koleksi tanaman, di Kebun Raya Bogor terdapat museum zoologi yang menyimpan koleksi langka satwa darat, laut, dan amfibi telah diawetkan. Bahkan terdapat kerangka ikan paus sepanjang lebih dari 10 meter.

Sejarah Kebun Raya Bogor

Kebun Raya Bogor dibangun pada masa Pemerintahan Kolonial Inggris dengan Gubernur Jenderal Sir Thomas Raffles 1811-1816. 

Saat itu, Kebun Raya Bogor dikenal sebagai S Lands Plantentuin. Raffles saat itu menginginkan kebun botani tepat di belakang Istana Bogor. 

Setelah Hindia Belanda kembali dikuasai oleh pemerintah kolonial Belanda, Prof Caspar Georg Carl Reinwardt, ahli botani berkewarganegaraan Belanda kelahiran Jerman diangkat pada 1816 menjadi direktur pertanian, seni, dan Pendidikan untuk Pulau Jawa. 

Setelah selesai dibangun, Kebun Raya Bogor diresmikan oleh Prof Caspar Georg Carl Reinwardt pada 18 Mei 1817. Oleh Reinwardt pula kebun raya itu dinamakan Botani Buitenzorg. 

Prof Caspar Georg Carl Reinwardt yang pertama kali memimpin Kebun Raya Bogor. Dia orang pertama yang mendaki Gunung Gede Pangrango sampai puncak. 

Caspar Georg Carl Reinwardt juga memberikan referensi beasiswa bagi Raden Saleh menimba ilmu ke Belanda.

Saat ini, Kebun Raya Bogor dikelola oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) atau dulu bernama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Taman Cantik di Kebun Raya Bogor

Saat berkunjung ke Kebun Raya Bogor, Anda jangan melewatkan mengunjungi sejumlah taman cantik sekaligus menambah wawasan tentang tanaman.

Di Kebun Raya ini terdapat sejumlah taman yang layak dikunjungi. Berikut taman-taman di dalam Kebun Raya Bogor:

- Taman Durian
Taman Durian merupakan taman konservasi binaan Pertamina yang berada di wilayah Kebun Raya Bogor. Pertamina melalui Taman Durian ini berupaya untuk memperkenalkan berbagai macam durian asli Indonesia. Jenis durian yang ditanam di Taman Durian ini, salah satunya adalah Durian Lai Mas dari Kalimantan. 

- Taman Anggrek Hitam
Taman Anggrek Hitam merupakan taman konservasi binaan Pertamina di Kebun Raya Bogor. Pertamina telah melakukan konservasi beberapa jenis tanaman Anggrek Hitam, antara lain, Coelogyne pandurata, Grammatophyllum speciosum, Grammatophyllym stapeliiflorum, dan Grammatophyllum scriptum.

- Monumen Lady Raffles
Tugu Lady Raffles terletak tidak jauh dari pintu utara Kebun Raya Bogor. Tugu ini memiliki denah lingkaran yang menyerupai sebuah gazebo atau bangunan terbuka dengan delapan pilar. 

Di bagian tengah terdapat prasasti persegi dengan ornamen berbentuk cawan di atasnya. Pada tugu tersebut terdapat kata-kata puitis dalam bahasa Inggris klasik yang merupakan hasil karya Olivia Madamne atau Lady Raffles. 

Olivia Mariamne adalah istri dari Sir Thomas Stamford Raffles, Letnan Gubernur Inggris di Pulau Jawa (1811-1816). Tugu Lady Raffles dibangun oleh Sir Thomas Stamford Raffles untuk mengenang istrinya yang meninggal pada 20 November 1814 di Bogor pada usia 43 tahun karena penyakit malaria. 

- Taman Soedjana Kassan
Taman Sudjana Kassan merupakan salah satu taman non-koleksi di Kebun Raya Bogor. Taman ini dibangun pada 18 Mei 1985 sebagai penghargaan terhadap Sudjana Kassan, kurator di Kebun Raya Bogor selama 10 tahun dari 1949 hingga 1959.

Soedjana Kassan merupakan orang Indonesia pertama yang menjabat sebagai Direktur Kebun Raya Bogor yang menjabat selama 10 tahun, 1959-1969. 

Taman ini menjadi salah satu sudut keindahan di Kebun Raya Bogor yang banyak diminati pengunjung. Daya tarik Taman Sudjana Kassan adalah selain terdapat monumen patung Sudjana Kassan. 

Ornamen taman ditata dalam satu relief besar berbentuk replika Burung Garuda Pancasila lambang Negara Republik Indonesia yang membawa pita Bhineka Tunggal Ika di tengah taman yang dibentuk dari warna-warni kombinasi berbagai jenis tumbuhan penutup tanah menjadikan masyarakat lebih mengenalnya sebagai Taman Bhineka.

- Ecodome
Ecodome merupakan bangunan artistik yang menjadi tempat tanaman-tanaman ditata sedemikian rupa. Ecodome difungsikan sebagai wahana edukasi lingkungan bagi pengunjung.

Bangunan ini memiliki pintu iklim sehat yang dapat membersihkan 10.000 meter per kubik udara kotor per jam melalui sebuah usaha saringan tertentu. 

Selain itu, desain bagian luar Ecodome ini dilapisi dengan lumut yang dapat menjaga air hujan serta menyerap bakteri dari udara. Bangunan ini kaya akan tanaman dan bunga tropis. 

Di bidang tengah-tengah dome (kubah), terdapat sebuah konstruksi besar setinggi 10 meter berwarna oranye dan sejumlah bangku untuk duduk yang disediakan bagi pengunjung di wahana ini.

- Taman Meksiko
Taman Meksiko merupakan taman koleksi tanaman kaktus yang terdapat di Kebun Raya Bogor. Taman ini berisikan kumpulan spesies tumbuhan iklim kering yang jumlahnya lebih dari 100 spesies. Seperti, agave, yucca, kaktus dan tumbuhan sukulen lain.

Sebagian besar koleksi taman ini didatangkan dri Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Taman ini terlihat indah dengan berbagai macam jenis tanaman kaktus. 

- Taman Bambu
Taman Bambu merupakan taman koleksi berbagai macam jenis tanaman bambu. Salah satunya yang hidup taman ini adalah tanaman bambu Dendrocalamus gigantius Munro dan Dendrocalamus asper (schult). 

Dendrocalamus gigantius Munro merupakan jenis tanaman bambu raksasa yang tersebar di Asia Timur hingga Asia Tenggara. 

Sedangkan Dendrocalamus asper (schult) merupakan tanaman bambu dari Pulau Jawa. Bambu Dendrocalamus asper (schult) lebih dikenal sebagai “Bambo Betung” atau “Bambu Raksasa”.

- Taman Orchidarium
Orchidarium merupakan sebuah taman koleksi yang dibuat menyerupai habitat asli anggrek. Di depan area Taman Orchidarium dibuat rindang banyak pepohonan sehingga tidak terlalu banyak terpapar sinar matahari. 

Taman ini merupakan area konservasi dari anggrek alam yang berfungsi sebagai area penelitian dan pengembangan anggrek. Orchidarium berbeda dengan Griya Anggrek yang fungsinya adalah area display berbagai angrek alam dan hybrid.

Makam Belanda 

Selain taman, koleksi ribuan tanaman, dan satwa yang diawetkan, pengunjung juga bisa menyelami sejarah di kompleks makam Balenda yang berada di kawasan Kebun Raya Bogor.

Keberadaan kompleks makam tua Belanda ini menjadi bagian dari saksi sejarah perkembangan Kota Bogor yang berjuluk Kota Hujan itu. 

Kompleks makam tua Belanda ini berkait erat dengan perkembangan ilmu pengetahuan tentang tanaman atau botani dan hewan atau zoologi di Tanah Air. 

Bersemayam jasad beberapa pakar biologi, botani, dan zoologi keturunan Belanda dan Jerman yang menghabiskan masa hidup mereka meneliti beragam flora dan fauna di Indonesia.

Lokasi kompleks makam tua Belanda tidak jauh dari pintu masuk ke Kebun Raya Bogor dari sisi Kantor Pos Bogor. Namun kompleks permakaman tidak terlihat dari jalan yang membelah kebun raya karena terhalang rimbunnya pepohonan dan rumpun bambu.

Kompleks makam itu berukuran sekitar 20 x 30 meter. Di dalamnya terdapat 42 makam. Sebanyak 38 makam memiliki identitas dan 4 sisanya diberi tanda apa pun. Tidak diketahui alasan batu nisan di empat makam itu tidak diberi tanda.

Jika tidak dipisahkan pagar, kompleks makam ini berjarak sekitar 300-400 meter dari Istana Bogor. Ciri khas makam kuno Belanda atau yang kerap disebut kerkoff adalah prasasti bergaya arsitektur art deco. Sebagian memiliki pahatan di dinding.

Umumnya, nisan makam Belanda terbuat dari batu marmer berisi identitas jasad yang bersemayam. Nama dan tanggal lahir serta wafat almarhum ditulis dengan huruf gotik, roman, kapital, dan sambung.

Makam paling tua di kompleks permakaman Belanda dalam Kebun Raya Bogor, tercatat berusia 238 tahun atau telah ada sejak 1784. Di makam itu bersemayam jasad Cornelis Potmans, administrator toko obat berkebangsaan Belanda.

Sedangkan yang termuda berangkat tahun 1994. Di makam itu bersemayam jasad Dr A J G H Kostermans, ahli botani berkebangsaan Belanda. Namun di akhir hayatnya, Kosterman memilih menjadi warga negara Indonesia (WNI).

Di dalam kompleks permakaman tua Belanda Kebun Raya Bogor bersemanyam jasad Heinrich Boie, ahli ular berkebangsaan Jerman. Dia adalah seorang zoologi atau ahli tentang hewan, yang mengkhususkan diri pada ilmu tentang ular di negara tropis, terutama Indonesia.

Karena kepakarannya tentang ular, Heinrich Boie mendapat julukan sebagai Bapak Ular Indonesia. Keberadaan makam Bapak Ular Indonesia tersebut ditandai batu nisan tua dengan lambang ular di atasnya. 

Editor: Agus Warsudi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut