Guinea Lirik Pesawat CN235, PTDI Sebut Ada Potensi Borong 13 Unit

BANDUNG, iNews.id - Negara Guinea melirik pesawat CN235 produksi PT Dirgantara Indonesia (PTDI). Negara tersebut membutuhkan sekitar 13 unit pesawat untuk penerbangan sipil.
Hal itu terproyeksikan setelah pertemuan antara Duta Besar RI Dakar Dindin Wahyudin dengan Presiden Guinea Kol Mamadi Doumbouya pada 29 September 2022.
Saat ini, Guinea berencana membentuk maskapai Guinean Air. Jenis armada sipil yang dibutuhkan adalah pesawat sekelas CN235.
Tercatat kebutuhan pesawat sebanyak 13 unit CN235 versi sipil yang diproyeksikan dapat memenuhi lebih dari 80 rute di Guinea.
Maskapai itu dibagi menjadi 3 main hubs, di antaranya Conakry, Labe dan Kankan, dengan biaya operasional yang efisien di kelasnya baik untuk angkut penumpang maupun kargo.
Manager Komunikasi Perusahaan & Promosi PT Dirgantara Indonesia Adi Prastowo menyatakan, terkait serviceability dan readiness pesawat, PTDI akan mendukung Guinea dalam pelaksanaan Maintenance Support.
Baik dalam hal penyediaan spare parts, ground support equipment dan tools, repair dan overhaul, engineering modification, maupun technical services & training.
"Di samping itu PTDI pun dapat menyediakan Maintenance Center di Guinea dengan berbagai bentuk kolaborasi yang bernilai tambah tinggi untuk peningkatan kompetensi SDM Guinea dalam bidang kedirgantaraan," kata Adi Prastowo.
Sementara itu, untuk meningkatkan hubungan bilateral antara Indonesia dan Guinea, Menteri Perhubungan Guinea, Felix Lamah beserta delegasi, didampingi Duta Besar RI Dakar, Dindin Wahyudin dan Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Kementerian Perhubungan RI, M. Mauludin kunjungi PTDI.
Hubungan diplomatik antara kedua negara telah dimulai sejak 1964 dan dapat dijadikan sebagai fondasi yang sangat kuat untuk peningkatan hubungan Indonesia dan Guinea ke depan.
“Salah satu proyek strategis Guinea adalah pengembangan sektor transportasi untuk peningkatan sosial dan ekonomi, untuk itu PTDI agar dapat memberikan pendampingan untuk capacity building dan akuisisi pesawat,” kata Menteri Perhubungan Guinea Felix Lamah.
Editor: Agus Warsudi