Gubernur Ridwan Kamil Pasang Target 5.000 Ponpes di Jabar Mandiri Ekonomi
BANDUNG, iNews.id - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menargetkan sebanyak 5.000 pondok pesantren (ponpes) di Jabar memiliki kemandirian ekonomi dalam lima tahun ke depan. Ponpes mampu menghasilkan berbagai macam produk bernilai ekonomi sehingga tak lagi bergantung kepada bantuan dermawan.
Target tersebut disampaikan Ridwan Kamil saat menutup kegiatan Temu Bisnis dan Pameran Virtual One Pesantren One Product (OPOP) 2020 yang diikuti 500 ponpes di Jabar di Hotel Papandayan, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Selasa (8/12/2020). "Dalam lima tahun ke depan, Pemprov Jabar menargetkan ada 5.000 pesantren bisa mandiri dalam perekonomian," ujar Ridwan Kamil.
Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu mengapresiasi dan menyambut baik ajang Temu Bisnis dan Pameran Virtual OPOP 2020 tersebut. Pasalnya, ponpes kerap kali kesulitan secara ekonomi karena hanya mengandalkan bantuan dari dermawan.
Namun, ujar Kang Emil, melalui program OPOP, ponpes-ponpes di Jabar kini dipacu untuk menghasilkan produk yang kemudian dijual kepada masyarakat. Sehingga, ponpes mampu mandiri secara ekonomi.
"Betapa hidup di pesantren itu tidak mudah. Makanya, saya selalu mencari cara agar kita bisa selalu menjadi yang tangannya di atas, bukan tangan di bawah," ujarnya.
Kang Emil menekankan, agar ponpes-ponpes di Jabar mandiri secara ekonomi, diperlukan penguatan lewat bimbingan, baik dalam hal administrasi maupun produk yang dihasilkan, termasuk pemasarannya.
"Pesantren itu harus mandiri. Dengan demikan, dakwah dan ekonomi bisa didorong secara bersamaan agar pesantren bisa melakukan akselerasi," tutur Kang Emil.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Jabar Kusmana Hartadji mengatakan, ajang Temu Bisnis dan Pameran Virtual OPOP 2020 yang diikuti 500 ponpes se-Jabar itu berhasil membukukan transaksi hingga Rp21,02 miliar.
Menurut dia, melalui ajang tersebut, pihaknya berupaya mempertemukan pembeli, investor, dan mitra usaha pengusaha sukses untuk bersinergi dan berkolaborasi dengan ponpes.
Dalam ajang tersebut, ratusan ponpes yang menjadi peserta memperlihatkan berbagai produknya, seperti makanan, minuman, aksesoris, fashion, craft, produk pertanian dan perkebunan, peternakan dan berbagai produk unggulan lainnya.
"Kami coba membantu pesantren tersebut untuk membuka pasar bagi produknya. Bahkan, kami akan membantu membukakan jejaring hingga link and match dengan pesantren lain yang memiliki produk berkaitan," kata Kusmana.
Melalui ajang Temu Bisnis dan Pameran Virtual OPOP 2020, ujar Kadis KUK, setiap ponpes tidak hanya mengikuti audisi untuk dicari yang terbaik, namun juga didorong untuk meningkatkan wawasan, pengetahuan, serta pendampingan usaha.
"Harapannya, pesantren yang mengikuti program ini akan menghasilkan produk-produk yang mampu memiliki nilai tinggi di pasar domestik maupun pasar internasional," ujarnya.
Kepala Dinas KUK Jbar berharap, ajang tersebut mampu memberikan efek domino, yakni meratanya pengembangan ekonomi di daerah. Terlebih, berdasarkan hasil survei Baik Indonesia, pertumbuhan ekonomi Jabar sebelum pandemi COVID-19 mencapai 6,9 persen atau melebihi pertumbuhan ekonomi nasional.
"Namun, angka tersebut hanya dinikmati oleh sekelompok golongan masyarakat tentu atau masyarakat kota. Untuk itu, perlunya program yang berdampak pada pemerataan ekonomi. Apalagi, selama ini, mayoritas pesantren itu ada di desa-desa," tuturnya.
Kusmana mengatakan, pihaknya telah menetapkan tiga ponpes yang dianggap memiliki produk paling keren dan unggul dari segi pemasaran di Jabar.
Ketiga ponpes pemenang program OPOP 2020 itu, yakni Ponpes Miftahul Falah di Kabupaten Karawang dengan produk beras, Ponpes Jalalen di Kabupaten Garut dengan produk peralatan edukasi pendidikan, dan Ponpes Al Isytirok di Kabupaten Sukabumi dengan produk benih ikan lele.
"Tiga juara tingkat provinsi program OPOP 2020 ini mendapatkan bantuan modal atau hadiah masing-masing sebesar Rp 400 juta," kata Kusmana.
Editor: Agus Warsudi