Golok Barlen, Senjata Khas Jawara dan Pejuang Subang Melawan Penjajah Belanda
SUBANG, iNews.id - Golok Barlen, senjata tajam khas Subang memiliki ciri tersendiri. Selain ujung golok yang rata bukan runcing, Golok Barlen juga agak melengkung ke atas di bagian tengah ke ujung dan di gagangnya berbentuk singa.
Perajin Golok Barlen yang masih bertahan sampai saat ini tinggal di Desa Cibeureum, Kecamatan Tanjungsiang. Mereka mempertahankan tradisi penempaan besi baja menjadi Golok Barlen dari generasi ke generasi.
"Golok barlen khas Subang ini merupakan warisan nenek moyang. Kami merupakan keturunan kedelapan perajin Golok Barlen. Golok Barlen ini digunakan oleh masyarakat Subang saat melawan penjajah Belanda," kata Taufik Hidayat, perajin Golok Barlen.
Taufik berharap, tradisi pembuatan Golok Barlen tetap lestari. Karena itu, lebih dari 100 perajin golok sepakat membuat golok raksasa sebagai bukti bahwa Golok Barlen masih eksis.
Golok raksasa sepanjang 13 meter itu terbuat dari besi tua peninggalan penjajah Belanda. Besi baja itu diperkirakan berusia ratusan tahun.
Perajin golok di Kabupaten Subang, Jawa Barat membuat golok terpanjang di dunia. Golok sepanjang 13 meter meter itu terbuat dari besi berusia ratusan tahun. Para perajin menempa besi tersebut menjadi Golok Barlen raksasa selama lima hari lima malam.
Saat ini, golok raksasa terpanjang di dunia itu disimpan di Museum Wisma Karya Subang. Untuk memindahkan golok sepanjang 13 meter itu, para perajin harus menggunakan truk trailer.
Bahkan ketika hendak dimasukan ke museum, puluhan perajin golok harus bergotong royong menggotongnya. Puluhan perajin memindahkan sarung golok terlebih dahulu ke dalam museum. Lalu dilanjutkan menggotong goloknya untuk dipamerkan.
Taufik Hidayat, perajin golok mengatakan, golok terpanjang ini dibuat persis seperti golok khas Kabupaten Subang, yaitu Golok Barlen. Karena ukurannya yang superbesar, golok raksasa tersebut mendapat julukan King Barlen.
"Golok ini dibuat menggunakan besi berusia ratusan tahun bekas jembatan peninggalan jaman penjajahan Belanda. Pembuatannya melibatkan seratus lebih perajin golok selama lima hari lima malam," kata Taufik Hidayat.
Kepala golok, ujar Taufik, terbuat dari kayu dengan berbentuk ukiran kepala singa yang merupakan khas Subang. Sementara sarungnya menggunakan papan dengan 45 lilitan kain. "Golok raksasa ini dibuat agar golok barlen tetap lestari," ujar Taufik.
Sementara itu, Bupati Subang Ruhimat mengatakan, merasa bangga dapat hibah golok terpanjang di dunia dari perajin golok Desa Cibeureum, Kecamatan Tanjungsiang untuk disimpan di museum. "Apalagi Golok Barlen memiliki nilai sejarah bagi masyarakat Kabupaten Subang," kata Bupati Subang.
Ruhimat menyatakan, para perajin berharap, dengan dibuatnya golok sepanjang 13 meter ini dapat membuat Golok Barlen semakin dikenal luas sehingga para perajin golok di Kabupaten Subang tetap bertahan.
Editor: Agus Warsudi