Eks Panglima NII Bongkar Awal Pendirian Ponpes Al-Zaytun Indramayu, Ini Katanya
INDRAMAYU, iNews.id - Terungkap awal mula pendirian pondok pesantren (ponpes) Al-Zaytun di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Ponpes pimpinan Panji Gumilang itu kini menuai sorotan di nasional.
Mantan Penglima Negara Islam Indonesia (NII) Jawa Barat, Asep Margono, mengatakan, pada tahun 1991 penggalangan dana masyarakat sudah mulai dilakukan oleh aktivis NII yang sudah dibaiat untuk menyelenggarakan program aliah besar-besaran.
Kemudian, lanjut Asep, pada tahun 1992 diadakan program pembelian tanah dengan tujuan untuk membangun sebuah institusi pendidikan guna mendidik generasi muda menjadi ahli-ahli di bidang agama.
"Sebenarnya pada tahun 1991 pun pembelian tanah di daerah Subang dan Indramayu sudah mulai dilakukan. Pada tahun itu juga sudah mulai digagas oleh Panji Gumilang soal rencana pembangunan sebuah institusi pendidikan untuk mendidik generasi muda menjadi ahli-ahli di bidang agama sebelum Panji Gumilang menjadi imam," kata Asep, kepada iNews.id, Selasa (4/7/2023).
Pada awalnya, Asep Margono mengungkapkan, Panji Gumilang mendoktrin jaringannya ke bawah bukan mengarah dalam hal keagamaan ataupun kesesatan beragama, melainkan soal politik. Di mana, undang-undang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) itu harus diganti dengan undang-undang NII.
"Pada saat itu kami doktrinnya adalah doktrin pergerakan atau politik, bukan soal kesesatan beragama, bahwa NKRI harus diganti dengan undang-undangnya dengan NII," kata dia.
Selajutnya, Asep Margono menyampaikan, pada tahun 1996, keberhasilan mulai diperlihatkan oleh Panji Gumilang bahwa Al-Zaytun telah memiliki tanah sekitar 1.000 hektare dan banyaknya pembangunan, serta lain sebagainya.
Dengan mekanisme, terang Asep, Panji Gumilang mengundang para pejabat negara seolah-olah ini adalah sebuah keberhasilan pesantren di Indramayu tanpa bantuan dari pemerintah.
"Padahal itu piur anggaran dananya direkrut dari seluruh jaringan NII yang ada di Indonesia," kata dia.
Editor: Asep Supiandi