Ekonomi Jawa Barat Tumbuh 5,45 Persen, Lebih Tinggi Dibanding Nasional
BANDUNG, iNews.id - Ekonomi Jawa Barat pada tahun 2022 mengalami pertumbuhan sebesar 5,45 persen, atau lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,31 persen. Konsumsi rumah tangga masih menjadi sumber naiknya ekonomi Jawa Barat pada tahun lalu.
Kepala BPS Provinsi Jawa Barat Marsudijono mengatakan, pertumbuhan ekonomi Jabar tahun 2022 meningkat hampir 2 persen, dibanding capaian tahun 2021 dengan pertumbuhan sebesar 3,74 persen.
"Ini patut diapresiasi, karena pertumbuhan ekonomi Jawa Barat lebih tinggi dari nasional dan tertinggi di pulau Jawa," kata Marsudijono, Senin (6/2/2023).
Menurut dia, sumber pertumbuhan ekonomi tertinggi tahun 2022 dari sisi lapangan usaha disumbang oleh industri pengolahan dengan andil sebesar 2,97 persen. Adapun dari sisi pengeluaran, sumbangan terbesar berasal dari komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga sebesar 2,81 persen.
"Dari sisi produksi, pertumbuhan terbesar terjadi pada Lapangan Usaha Jasa Perusahaan sebesar 12,73 persen. Sementara dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 11,10 persen," kata dia.
Sementara ekonomi Jawa Barat triwulan IV-2022 terhadap triwulan sebelumnya mengalami pertumbuhan sebesar 1,39 persen (Q-to-Q). Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Jasa Lainnya mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 8,71 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 26,29 persen.
Dari sisi triwulan IV-2022 terhadap triwulan IV-2021 mengalami pertumbuhan sebesar 4,61 persen (Y-on-Y). Dari sisi produksi, lapangan usaha jasa perusahaan mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 13,52 persen. Dari sisi pengeluaran, komponen pengeluaran konsumsi lembaga non profit yang melayani rumah tangga mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 5,33 persen.
Perekonomian Jawa Barat berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku triwulan IV-2022 mencapai Rp 627,00 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 405,76 triliun.
Editor: Asep Supiandi