Dukung Peningkatan Hasil Laut Indonesia, Telkom Perkuat Digitalisasi Agrobisnis

BANDUNG, iNews.id - Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam kelautan yang sangat melimpah. Untuk meningkatkan produksi hasil laut Indonesia, PT Telkom Indonesia memperkuat solusi digital agrobisnis.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, usaha budidaya rumput laut menjadi mata pencaharian utama bagi mayoritas masyarakat pesisir Nusa Tenggara Timur (NTT). Berdasarkan Survei Komoditas Perikanan Potensi Rumput Laut 2021 (SKPP-RL21), ada lebih dari 10.000 rumah tangga di Provinsi NTT menjalani usaha budi daya rumput laut.
Di Provinsi NTT, merujuk data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), volume produksi rumput laut di NTT hingga 2020 mencapai lebih dari 2,1 juta ton atau sekitar 22,45 persen dari total produksi rumput laut di Indonesia.
CEO Logice Indonesia Dwi Andika Irawan mengatakan, potensi kelautan tersebut sangat besar sehingga membutuhkan unit pendukung komprehensif dalam memastikan kesegaran rumput laut agar terus terjaga.
"Diperlukan solusi digital yang bisa melacak, memonitor, mengelola pengiriman, penyimpanan, serta pemproses komoditas yang menyeluruh," kata bos startup logistik hasil laut itu, Rabu (23/8/2023).
Dwi Andika Irawan menyatakan, Logice sebagai startup end to end solution pada cold chain industry, selalu mendukung penuh langkah Telkom Agree dalam meningkatkan kualitas rumput laut dan siap membantu mempertahankan kualitas yang sudah berhasil didapatkan.
"Logice siap berkolaborasi dengan Agree dengan tujuan membuat UMKM di Provinsi NTT berjaya, naik kelas, dan merasakan manfaat langsung dari nilai ekonomi yang diperoleh dari budidaya rumput laut," ujar dia.
Pendapat senada disampaikan Chief Digital Ecommerce Fintech Sharing Vision Indonesia/Vice President Startup Bandung Nur Islami Javad. "Traceability (keterlacakan) dalam bisnis hasil laut dapat memastikan kualitas pengiriman sekaligus meningkatkan nilai tambah terutama bagi pembeli skema ekspor," kata Nur Islami Javad.
Berangkat dari hal tersebut, guna mempercepat digitalisasi yang ekonomis dan inklusif, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) melalui Agree sebagai platform agrobisnis di bawah payung Leap Telkom Digital, berupaya mendigitalisasikan pelaku budi daya rumput laut di NTT.
Salah satunya melalui kerja sama antara Agree dengan Organisasi Perburuhan Internasional atau International Labour Organization (ILO) dalam mengimplementasikan teknologi digital bagi ekosistem rantai nilai rumput laut di Sumba Timur, NTT.
PT Algae Sumba Timur Lestari (ASTIL), mitra ILO sekaligus BUMD milik Pemerintah Kabupaten Sumba Timur, memanfaatkan layanan Agree Traceability Hulu-Hilir sebagai upaya digitalisasi rantai pasok rumput lautnya.
Teknologi digital yang diberikan Agree memberikan kemudahan melacak asal dan perjalanan suatu produk dari sumber hingga tujuan akhir. Agree Traceability membantu dalam memantau dan mencatat setiap tahapan budi daya rumput laut dari hulu hingga ke hilir, seperti pemeliharaan, pengolahan, dan distribusi produk.
Head of Center for Entrepreneurship Tourism Information and Strategy (Centris) Pascasarjana Universitas Sahid Dr Algooth Putranto, mengatakan bahwa penggunaan platform Agree memungkinkan taraf pengetahuan dan kualitas nelayan naik kelas secara cepat. Sebab, aplikasi membuka peluang saling terhubungnya antar nelayan, nelayan dengan regulator, hingga nelayan dengan pembeli.
"Komunikasi yang terjadi pun tidak terjeda dan semakin transparan, efisien, akurat dan terotomasi. Keberanian Telkom turun ke kelompok nelayan membuat sistem pengelolaan manual yang terbatas dan sangat rentan terhadap kebocoran data dan keuangan karena faktor manusia menjadi teratasi," kata Algooth Putranto.
Algooth menyatakan, tantangan terbesarnya adalah konsistensi. Semisal konsistensi nelayan mengadopsi teknologi ini. Telkom pun harus terus konsisten dalam melakukan eksplorasi mengenai kebutuhan-kebutuhan nelayan lainnya dengan memanfaatkan teknologi.
"Jika konsistensi ini bisa dilewati, saya optimistis nelayan NTT akan sejajar nelayan-nelayan di Thailand, Taiwan, Jepang, hingga Eropa dan Amerika yang melek teknologi," ujar dia.
Sementara itu, Project Manager Promise II Impact ILO Djauhari Sitorus mengatakan, ILO sangat antusias bermitra dengan Agree dalam mendukung penguatan digitalisasi rumput laut di NTT. Hanya dalam waktu tiga bulan menggunakan Agree mampu mengoptimalkan transaksi antara petani dan ASTIL hingga lebih dari Rp12 miliar secara kumulatif.
Apalagi, Agree juga mengirimkan Field Assistant (FA) untuk melakukan sosialisasi dan pencatatan, sebagai bentuk pembinaan berkelanjutan dari kegiatan ILO yang sebelumnya telah mendatangkan ahli dan tim dari luar negeri untuk memberikan pelatihan kepada para petani rumput laut di NTT.
"Berbagai upaya yang dilakukan Telkom melalui Agree dan kerja sama dengan ILO, merupakan langkah yang sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pemerataan ekonomi di NTT," ujar dia.
Kehadiran Agree merupakan upaya Telkom mewujudkan bangsa yang sejahtera dan berdaya saing lewat platform digital cerdas yang dapat diakses seluruh masyarakat. Tidak hanya Agree, Leap Telkom Digital juga memayungi berbagai produk dan layanan digital lainnya yang bisa dilihat melalui tautan berikut https://leap.digitalbisa.id/#products.
Editor: Agus Warsudi