Direktur Pasca Sarjana ISBI Bandung: Layar Sauh Suarakan Gejolak Kehidupan Masyarakat Maritim
BANDUNG, iNews.id - Direktur Pasca Sarjana Insitut Seni dan Budaya Indonesia (SBI) Bandung Yanti Heriyawati menyatakan, seni budaya berbasis maritim berjudul Layar Sauh, menyuarakan gejolak kehidupan masyarakat maritim. Seni tari itu tercipta dari hasil riset kolaborasi ISBI Bandung terhadap budaya masyarakat maritim Nusantara.
Diketahui, pertunjukan seni budaya berbasis maritim, Layar Sauh tampil memukau di Marine Spatial Planning & Service Expo 2022, 13-14 Sepetemper 2022 yang diinisiasi Kemenko Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves).
Ketua Tim Riset Seni Maritim Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung Yanti Heriyawati, selaku Executive Producer Layar Sauh mengatakan, estetika seni maritim dalam kebijakan tata kelola kelautan di Tanah Air sangat penting. Nilai penting itu diterjemahkan ke dalam pertunjukan Layar Sauh.
Seni maritim Layar Sauh, kata Yanti Heriyawati, tidak lahir begitu saja, tetapi melalui sebuah proses riset. Sehingga seni diartikulasikan sebagai ruang dalam menyuarakan gejolak kehidupan masyarakat maritim.
“Bingkai seni yang kami tawarkan mengaitkan langsung secara spesifik dengan perjuangan masyarakat maritim. Seni maritim Layar Sauh yang kami ciptakan ini berdasar pada riset seni budaya maritim," kata Yanti Heriyawati.
"Layar Sauh dikembangkan melalui proses eksplorasi artistik seni tradisi di pesisir nusantara kemudian dikemas secara kontemporer dan kolaborasi multimedia,” ujar Yanti yang didampingi Asistant Choreographer Wina Rezky Agustina.
Jelajah seni maritim pada aktivitas masyarakat pesisir dan bahari ini, tutur Yanti Heriyawati, dalam konteks landscape komunitas kapal, pantai, pesisir laut, danau sungai yang terkoneksi dengan rute pelayaran dan pelabuhan.
“Layar Sauh merupakan karya baru dari proses penciptaan Seri Jelajah Negeri Maritim. Episode kali ini dibagi dalam tiga bagian yakni Jelajah Alam, Jelajah Kehidupan dan Jelajah Keragaman,” tutur Yanti Heriyawati.
Pengalaman riset menyusuri pesisir di negeri maritim Indonesia, kata Yanti Heriyawati, diejawantahkan dalam karya ini. Mulai tentang keindahan, tentang perjuangan hingga tentang fakta-fakta kehidupan masyarakat nelayan.
“Perjalanan mengajarkan bagaimana memaknai perbedaan dan kebinekaan dalam satu semangat kebersamaan dan kebangsaan, yakni Indonesia,” ucapnya.
Sebelumnya, ujar Yanti, telah banyak karya-karya yang diciptakan berdasarkan riset seni budaya maritim diantaranya, The Voice in Pangandaran, Siluet Perempuan Pesisir, Memoar Luka Laut, Aroma Jagat Laut, Persik Pasir Ricik Air, Jika ke Laut dan Sudut Semesta Laut.
“Selain karya seni pertunjukan, karya seni maritim diciptakan dalam bentuk film dokumenter, fotografi, dance film, dan karya-karya dalam kemasan multimedia,” ujarnya.
Layar Sauh merupakan produksi Jelajah Negeri Maritim dalam Floating Heritage Festival. Para peneliti yang terlibat didalamnya antara lain Yanti Heriyawati, Afri Wita, dan Juju Masunah.
Dalam seni maritim Layar Sauh, Direktur Pasca Sarjana ISBI Bandung Yanti Heriyawati bertindak sebagai Executive Producer. Sedangkan Script & Narration oleh Afri Wita, Multimedia Artist Yadi Mulyadi dengan Asistant choreographer oleh Wina Rezky Agustina dan Budi Jak.
Music Composer Rizki Ferry Ramdani, Performers Yanti Heriyawati, Wina Rezky Agustina, Budi. Painting Artist oleh Wanti Amelia. Costume & Make Up oleh Dea Nugraha dengan Cameraman oleh Fariz M Fadilah.
Kemudian selalu Special Acknowledgement oleh Muh Rasman Manafi, Asisten Deputi Pengelolaan Ruang Laut dan Pesisir Kemenko Marves.
Editor: Agus Warsudi