Dewan Pakar ICMI Jabar Nilai Hoaks Pemilu Tak Akan Rusak Persatuan karena Akar Budaya Indonesia Kuat
BANDUNG, iNews.id - Dewan Pakar Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jabar Prof Obsatar Sinaga menilai hoaks yang marak beredar di media sosial (medsos) saat Pemilu 2024, tidak akan merusak persatuan bangsa. Sebab, bangsa Indonesia memiliki akar budaya kuat. walaupun kemajemukan
"Karena akarnya kuat, kemajemukan tersebut justru mengkristal menjadi kekuatan baru dan mumpuni bagi bangsa ini," kata Prof Obi sapaan akrab dari Prof Obsatar Sinaga, Jumat (8/12/2023).
Prof Obi menyatakan, hoaks saat pemilu, hanya tren yang berkembang sebagai akibat dari perubahan teknologi komunikasi. "Pada dasarnya, hoaks tidak akan bisa merusak struktur kekuatan budaya kita. Hoaks hanya akan memberikan pelajaran berharga dalam proses penetrasi budaya," ujar Prof Obi.
Cendekiawan yang pernah menjabat rektor di dua universitas swasta terkemuka di Kota Bandung ini menuturkan, akhirnya, rakyat menyadari bahwa kebenaran akan selalu menjadi nurani dasar.
"Hoaks hanya bersifat sesaat dan pada gilirannya akan dikalahkan oleh semangat kebersamaan dan persatuan bangsa yang memaksa setiap hoaks untuk diversifikasi atau ditabayunkan," tutur Prof Obi.
Setiap pemilu, kata Prof Obi, pasti akan muncul berbagai hoaks yang bersifat memecah belah masyarakat. "Namun kekuatan budaya kita sudah terbukti mampu bertahan dan akan menggiring sebuah proses demokrasi jujur, adil, dan bertanggung jawab," ucap Prof Obi.
"Kita yakin invisible hand (campur tangan Tuhan), akan menentukan mana yang layak menang, memimpin dan diberi hak untuk memperbaiki bangsa ini menuju kesempurnaan," ujar Prof Obi.
Sementara itu, akademisi Uiversitas Ahmad Dahlan Surahma Asti Mulasari mengatakan, untuk menangkal hoaks, masyarakat harus kritis dan menyaring berbagai informasi agar kemajemukan Indonesia bisa tetap terjaga terutama di tahun politik saat ini.
"Generasi muda harus berpikir kritis dan menyaring berbagai informasi,” kata Asti Mulasari saat menjadi keynote speaker dalam kegiatan seminar tentang kemajemukan yang digelar Kemenkominfo bersama Universitas Ahmad Dahlan beberapa waktu lalu.
Asti Mulasari menyatakan, manusia diberikan kelebihan untuk berpikir menggunakan akalnya. "Karena itu banyak belajar, melihat lingkungan sekitar, dan terus menambah literasi adalah salah satu cara efektif untuk menyaring informasi yang bertebaran. Sehingga, kemajemukan masyarakat Indonesia tetap terpelihara dengan baik," ujar dia.
Editor: Agus Warsudi