Demi Bantuan Beras Pemerintah, Ratusan Warga Purwakarta Antre di Kantor Pos

PURWAKARTA, iNews.id - Tinggingya harga di pasaran membuat ratusan warga di Purwakarta rela mengantre panjang demi mendapatkan bantuan beras pemerintah, Rabu (20/9/2023). Antrean warga terjadi di kantor Pos Utama Jalan KK Singawinata Purwakarta. 

Bahkan saking membeludaknya warga, antrean nyaris hingga ke jalan raya dan tidak sedikit ibu-ibu membawa anak balitanya.

Baca Juga

Bejat, Oknum Penjaga Sekolah di Karawang Cabuli Bocah SD Selama 1 Tahun

Antrean panjang warga terlihat memadati kantor Pos sejak pagi. Tampaknya mereka khawatir kesiangan sehingga tidak kebagian beras sebanyak 10 kg per penerima.

Adanya bantuan yang diterima ini dirasa warga sangat membantu. Warga penerima bantuan merupakan mereka yang tercatat sebagai penerima sebagaimana data terpadu kesejahteraan sosial. Warga penerima hanya perlu datang dengan membawa KTP dan KK.

Baca Juga

PT KAI Daop 2 Bandung Sulap Gerbong KA Jadi Tempat Layanan Kesehatan Gratis di Garut

"Harga beras kan lagi tinggi, lumayan lah bantu-bantu meringankan," kata Dodi, penerima bantuan.

Untuk hari ini, jumlah bantuan yang disalurkan di lokasi ini sebanyak 3.370 keluarga penerima manfaat yang berasal dari tiga kelurahan, yakni Cipaisan, Sindangkasih dan Nagri Kidul.

Baca Juga

Kekeringan dan Hama Serang Persawahan di Purwakarta, Petani Terancam Puso

Sementara jumlah penerima bantuan di seluruh Kabupaten Purwakarta, mencapai 81.149 keluarga penerima manfaat.

Untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan pihak kantor Pos menyebar pembagian beras bantuan ini serentak di setiap desa di Kabupaten Purwakarta.

"Hari ini membagikan beras tahap kedua. Prosesnya warga datang ke kantor pos sambil membawa surat dari kami dan kartu identitas. Kemudian kami verifikasi lalu berasnya kita serahkan," kata Kepala Kantor Pos Purwakarta, Ahmad Syarifudin.

Proses pemberian bantuan beras ini dilakukan secara bertahap hingga akhir tahun. Diharapkan bantuan beras ini bermanfaat bagi warga terutama yang membutuhkan.

Editor: Asep Supiandi