Cikalongwetan KBB Pernah Dikenal sebagai Penghasil Nanas Berkualitas, Ini Buktinya

BANDUNG BARAT, iNews.id - Bicara tentang buah nanas mungkin tidak bisa dilepaskan dari Kabupaten Subang sebagai daerah penghasil. Namun jauh sebelum Subang, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat (KBB), lebih dulu terkenal sebagai produsen nanas berkualitas di Jawa Barat. 

Salah satu daerah penghasil nanas yang saat itu dikenal luas berada di wilayah Salagombong, Desa Mandalamukti, Kecamatan Cikalongwetan. Saking terkenalnya, di daerah tersebut sampai dibangun tugu nanas yang menjadi saksi bisu kejayaan nanas Cikalongwetan.

Baca Juga

12 Tim Berlaga dalam Turnamen Sepak Bola Liga Expose IKA Polban di Lembang KBB

Menurut warga sekitar, pohon nanas yang berada di kawasan Cikalongwetan tumbuh berdampingan dengan hamparan pohon teh di Perkebunan Panglejar dan kawasan Maswati. Ada yang ditanam di lahan pribadi tapi ada juga yang ditanam di lahan perkebunan.

Baca Juga

Jelang Pilkada KBB 2024, Muncul Wacana PKS dan PKB Bakal Bentuk Koalisi Keumatan

Masa-masa keemasan nanas Cikalongwetan, KBB, terjadi pada periode antara tahun 1960 sampai 1980-an. Nanas dari daerah ini menjadi komoditi pertanian unggul yang dikenal hingga luar daerah. Bahkan puluhan kios atau jongko penjual Nanas berderet di sepanjang Jalan Raya Cikalongwetan. 

"Baheula (dulu), kebon ganas (nanas) ngahampar di Cikalong. Itu Pasar Cikalong dulu ge kebon ganas," kata Ii Sasmita (72) warga Desa Mandalamukti, Kecamatan Cikalongwetan.

Baca Juga

Warga Cililin KBB Kesulitan Cetak e-KTP akibat Tinta Datacard Mesin ADM Habis

Kejayaan nanas dari Cikalongwetan saat itu ditopang oleh akses Jalan Raya Cikalongwetan yang masih menjadi akses utama penghubung dari Padalarang ke Jakarta melalui Purwakarta ataupun sebaliknya. Saat itu Tol Cipularang belum ada, sehingga banyak pengguna kendaraan yang melintas di kawasan ini. 

Baca Juga

Perbaikan 52,5 Km Jalan di Selatan KBB Baru 60 Persen, Pemda Khawatir Tak Capai Target

Seiring makin terkenalnya nanas khas Cikalongwetan, pemerintah kemudian membuka perkebunan besar di Desa Mandalamukti guna memenuhi kebutuhan pasar. Warga pun diperbolehkan menggarap lahan PTPN VIII atau milik Perhutani. Bahkan untuk menandai ke perkebunan dibuatlah Tugu Nanas sekaligus gapura masuk ke kawasan tersebut.

"Dulu di daerah Cikalongwetan ada rest area di kawasan Cihamerang dan Warung Jati. Di sana banyak jongko Nanas, Peuyeum, dan oleh-oleh hasil bumi lokal lainnya," ujar Ii.

Baca Juga

Keluhan soal Banjir dan Kereta Cepat Tak Digubris, Warga Ngamprah KBB Geruduk Kantor Desa

Atang (52), warga Mandalamukti mengatakan, masih ingat ketika sering membantu orang tuanya menjual nanas. Selain dijual di warung di pinggir jalan, nanas juga diambil bandar untuk diedarkan di Pasar Dulatip atau Pasar Baru Kota Bandung saat ini. "Kalau lagi musim panen, sering bantuin orang tua jualan dan bawa nanas dari kebun," kata Atang. 

Menurut Atang, keruntuhan nanas Cikalongwetan mulai terjadi ketika Tol Cipularang selesai dibangun. Akibatnya, Jalan Raya Cikalongwetan jadi sepi. Dampaknya, banyak petani yang gulung tikar dan menjual benih nanas ke Subang. 

Apalagi di sana dibuka perkebunan nanas skala besar dengan didukung pemerintah. "Ya sekarang di sini jadi hilang ciri khasnya, apalagi regenerasi juga gak ada," ujar Atang.

Editor: Agus Warsudi