Cerita tentang Konsep Atap Rumah Julang Ngapak, Filosofi dan Artinya

Cerita tentang Konsep Atap Rumah Julang Ngapak, Filosofi dan Artinya
Arsitektur Julang Ngapak, rumah tradisional Sunda diadopsi pada bangunan Aula Barat di kampus ITB, Jalan Ganesa, Kota Bandung. (FOTO: pariwisataindonesia.id)

BANDUNG, iNews.id - Cerita tentang konsep atap rumah Julang Ngapak, satu dari beberapa arsitektur rumah adat Sunda di Jawa Barat. Arsitektur Julang Ngapak memiliki makna dan filosofi. 

Hidup harmonis dengan alam merupakan prinsip hidup masyarakat Sunda. Selain dalam perilaku sehari-hari, harmoni dengan alam juga diterapkan dalam metode pembangunan hunian.

Rumah-rumah tradisional Sunda sebagian besar terbuat dari bahan-bahan alami. Seperti batu, bambu, kayu, ijuk, daun rumbia, dan daun kelapa.

Bentuk dasar rumah-rumah tradisional Sunda sebagian besar berstruktur atap pelana atau disebut juga dengan atap gaya kampung. Variasinya atap pelana melandai. 

Terdapat delapan bentuk arsitektur rumah tradisional atau adat Sunda, yaitu, Capit Gunting, Jubleg Nangkub, Badak Heuay, Parahu Kumureb, Tagog Anjing, Jalopong, Buka Pongpok, dan Julang Ngapak.

Arsitektur memiliki ornamen di ujung atap berbentuk X atau O. Ornamen tersebut sangat mirip dengan beberapa desain atap rumah adat Melayu.

Dihimpun dari beberapa sumber, berikut makna dan filosofi Julang Ngapak:

Editor : Agus Warsudi

Halaman : 1 2

Follow Berita iNewsJabar di Google News

Bagikan Artikel:

Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews.id tidak terlibat dalam materi konten ini.