Cerita Rakyat Jawa Barat, Asal Usul Kota Cianjur
CIANJUR, iNews.id – Cerita rakyat Jawa Barat, asal usul kota Cianjur kiranya perlu diketahui. Apalagi cerita rakyat yang satu ini masih jarang diketahui oleh warga sekitar.
Cianjur merupakan kabupaten yang berlokasi di Provinsi Jawa Barat dengan sebagian besar wilayahnya berupa pegunungan.
Seperti daerah-daerah lainnya di Indonesia, tentunya Cianjur memiliki asal usulnya. Diketahui pada zaman dahulu, terdapat seorang tuan tanah yang kaya raya yang menguasai sebagian besar tanah dan ladang di wilayah ini, namun dia bersikap kikir, sehingga warga setempat menjuluki tuan tanah tersebut sebagai “Pak Kikir”.
Suatu saat, seorang warga setempat mendatangi kediaman Pak Kikir untuk meminjam satu rantang beras namun Pak Kikir menolak permintaan tersebut mentah-mentah. Di sisi lain, anak dari Pak Kikir turut menyimak peristiwa tersebut secara diam-diam dan ternyata anak Pak Kikir memiliki sifat yang dermawan dimana ia mengendap-endap mengambil sekantong beras milik ayahnya, kemudian diberikan kepada seorang warga yang tadi ingin meminjam satu rantang beras.
Hingga akhirnya, hujan pun tiba menandai musim tanam, sebelum menanam padi, warga desa mengadakan tradisi kenduri agar terhindar dari hama dan ketika panen mendapat hasil yang melimpah. Pak Kikir kemudian mengundang seluruh warga desa ke rumahnya untuk melaksanakan acara kenduri, namun Pak Kikir tidak menyediakan makanan yang layak dan cukup untuk para tamu.
Tak lama kemudian, seorang nenek tua datang ke kediaman Pak Kikir ketika pelaksanaan tradisi Kenduri tersebut berharap untuk mendapatkan sedikit makanan untuk bertahan hidup, namun lagi-lagi, Pak Kikir menolaknya dan memaki sang nenek tua. Anak pak Kikir menyaksikan peristiwa tersebut secara diam-diam, dan kemudian menghampiri nenek tua untuk memberikannya makanan.
Sontak, nenek tua tersebut berterima kasih kepada sang anak dan mendoakannya serta memberikan pesan untuk bersiap agar segera pergi dari desa pada malam hari ketika hujan mulai turun, mengajak seluruh warga desa dan diinstruksikan untuk tidak beri tahu siapapun sebelum malam tiba.
Ketika malam tiba, seluruh warga desa mendengar seruan anak dari Pak Kikir untuk meninggalkan desa. Namun, Pak Kikir yang tidak rela meninggalkan harta melimpahnya di desa, tetap bersikeras untuk diam di rumahnya.
Hujan pun makin lebat dan membanjiri seluruh permukaan desa. Volume air hujan yang makin besar akhirnya menyeret Pak Kikir dan juga menenggelamkan rumahnya. Keesokan harinya, dari atas bukit seluruh warga desa menyaksikan permukaan desa yang telah hilang menjadi danau.
Pada akhirnya warga desa mencari lahan untuk membangun ulang permukiman dengan anak Pak Kikir yang dipilih untuk memimpin desa tersebut dengan berbagai peraturan dan anjuran untuk menyejahterakan warga desa. Desa tersebut kemudian menjadi makmur dengan sawah-sawah yang subur dan saluran irigasi.
Desa tersebut dikenal dengan sebutan “Anjuran” karena warga desa yang mematuhi anjuran pemimpinnya. Ditambah lagi adanya sistem irigasi yang baik, desa tersebut kemudian bernama “Cianjur” di mana dalam bahasa Sunda, “ci” artinya air.
Itulah asal usul Kota Cianjur yang memiliki luas wilayah sebesar kurang lebih 350.000 hektare yang berbatasan dengan Kabupaten Bogor, Bandung, dan Sukabumi, serta Kabupaten Purwakarta di bagian utara.
Editor: Asep Supiandi