Cerita Haru Office Boy Universitas Buana Perjuangan Karawang, Lulus Sarjana di Usia Paruh Baya
KARAWANG, iNews.id - Pria paruh baya yang berprofesi sebagai office boy (OB) di Universitas Buana Perjuangan (UBP) Karawang, lulus sebagai sarjana. Meski pria bernama Nandang (54) ini tak mengikuti prosesi wisuda lantaran tidak ada biaya.
Nandang pun hanya bisa mamandang haru mahasiswa yang mengikuti wisuda UBP di salah satu hotel mewah di Karawang. Sorot matanya penuh arti saat menyaksikan satu per satu mahasiswa yang menggunakan toga dipanggil oleh panitia untuk tampil ke depan.
Bukan apa-apa, Nandang memandang para mahasiswa yang diwisuda karena mereka merupakan rekan satu angkatan di kampus UBP. Seharusnya Nandang ikut dalam wisuda itu, namun karena pertimbangan biaya wisuda di memilih menjadi penonton menyaksikan tawa ceria rekan seangkatannya.
"Biar saya jadi panitia wisuda saja tidak ikut wisuda yang penting bisa melayani. Saya bersyukur bisa menyelesaikan kuliah dan jadi sarjana. Bersyukur karena saya hanya seorang OB tapi bisa kuliah di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dan menjadi sarjana dari kampus UBP," Kata Nandang, Selasa (4/11/2023).
Menurut dia, kuliah di UBP setelah mendapat tawaran kuliah gratis dari kampus UBP tempatnya bekerja sebagai OB. Dia boleh kuliah dengan syarat tidak boleh mengganggu pekerjaannya sebagai OB dikampus UBP itu.
"Saya menyanggupi bisa bekerja dan juga sambil kuliah karena masih satu lokasi jadi tidak perlu biaya lagi. Apalagi biaya kuliahnya ditanggung oleh kampus jadi saya terima syarat itu, malah saya bekerja semakin rajin," katanya.
Menurut cerita Nandang, semula dia berfikir apa perlunya sekolah tinggi dan kuliah jika tetap harus jadi OB. Namun setelah mendapat dorongan dari pihak rektorat akhirnya dia memutuskan untuk ikut kuliah hingga menjadi sarjana.
"Awalnya sempat malu juga karena saya tetap memikirkan biaya pendidikan. Meski biaya kuliah gratis tapi pasti harus beli buku atau alat tulis kuliah dan biaya lainnya. Makanya saya sempat ragu-ragu," ujarnya.
Nandang mengaku karena malu, dia sebelumnya tidak bercerita kepada istri dan anak-anaknya jika akan kuliah di kampus UBP. Bahkan hingga 2 tahun kuliah istrinya tidak tahu kalau dia sudah jadi mahasiswa.
"Istri saya mulai curiga karena saya sering menerima WA dari mahasiswa menanyakan mata kuliah. Apalagi saya ketahuan menggunakan laptop di rumah saat mengerjakan tugas kuliah," ujarnya.
Menurut Nandang, ketahuan menggunakan laptop di rumah karena saat itu sedang pandemi Covid-19 sehingga mahasiswa mengikuti perkuliahan daring di rumah. Dia tidak bisa bohong ketika istrinya mendapati dirinya sedang mengikuti perkuliahan secara daring.
"Saya akhirnya jujur kepada istri saya kalau saya kuliah di kampus UBP. Setelah saya jelaskan istri saya akhirnya malah menangis karena bangga suaminya bisa kuliah meski tidak punya biaya," ujarnya.
Menjalani kuliah dan bekerja sebagai OB di kampus UBP butuh niat yang kuat karena harus bekerja sejak pagi hari hingga pulang malam hari. Pagi bekerja membersihkan kampus, malamnya dia kuliah.
Nandang mengaku tidak jarang dia harus pulang dini hari jika ada tugas kuliah yang harus segera dia kerjakan. Kalau sudah seperti itu pagi pukul 5.30 WIB dia harus kembali bekerja dan pulang malam hari.
"Begitu rutinitas saya setiap hari selama 4 tahun kuliah. Tapi karena tekad saya sudah bulat makanya setiap kelelahan tidak begitu saya rasakan," katanya.
Editor: Asep Supiandi