Berdalih Mendidik, Ayah di Bogor Kerap Pukuli 4 Anak Pakai Palu dan Kunci Inggris

BOGOR, iNews.id - Polresta Bogor Kota menangkap seorang ayah yang kerap menyiksa empat anaknya baik fisik maupun psikis. Perbuatan keji itu dilakukan selama bertahun-tahun dengan menggunakan palu, kunci inggris hingga benda tajam lainnya.

Penangkapan ini setelah polisi menerima laporan dari ibu korban. Dia melaporkan suaminya lantaran kerap menyiksa anak-anak mereka.

Baca Juga

Rekaman CCTV Ibu Rumah Tangga Jadi Korban Kekerasan di Jalan Cipadu Tangerang

Identitas pelaku yakni berinisial AFR (38). Dia langsung digelandang Satreskrim Polresta Bogor Kota ke Kantor P2TPPA di Jalan Ciwaeingin, Kelurahan Bantarjati, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (23/3/2021).

Hasil penyelidikan, pelaku mengaku kerap menyiksa ketiga anak tiri dan seorang anak kandung sejak 2014 silam. Perilaku kejam itu dilakukan dengan berdalih mendidik anak-anak.

Baca Juga

Dokter Gigi di Badung Tewas di Pinggir Pantai Tanpa Celana, Tidak Ada Tanda Kekerasan

"Saya memang mendidik mereka dengan keras. Saya akui kadang emosi saya meledak-ledak. Apalagi saya sudah menganggur sejak 2019," ujar AFR, Selasa (23/3/2021).

Baca Juga

Aktivis Sebut Banyak Gadis di Sumsel Alami Kekerasan Dalam Pacaran

Sementara itu, Wakapolresta Bogor Kota AKBP Arsal mengatakan, petugas memproses kasus ini setelah mendapat laporan dari ibu para korban. Dia takut dengan kelakukan suaminya yang tiap hari makin menjadi.

"Salah satu anaknya ada yang sampai trauma dan tak mau melihat ayahnya. Dia kabur mengungsi ke rumah kakeknya," ujar Arsal.

Baca Juga

Kekerasan Anak Sulit Terdeteksi, PPPA Bandarlampung: Masyarakat Harus Aktif

Menurutnya, pelaku ini pernah memukul pelipis salah satu anak tirinya, lalu menghantam kepala dengan kunci inggris.

"Dia juga kerap memukul kaki anak-anaknya dengan palu untuk hal-hal sepele," katanya.

Atas perbuatannya, polisi kini menahan pelaku dan menyita sejumlah barang bukti perkakas bangunan. Pelaku dijerat pasal berlapis dengan ancaman di atas 5 tahun penjara.

Editor: Donald Karouw