Bencana Mengancam saat Musim Hujan, Polrestabes Bandung Siapkan 3 Ribu Personel
BANDUNG, iNews.id - Polrestabes Bandung menyiapkan tim untuk melakukan penanggulangan bencana. Kesiapsiagaan ini dilakukan lantaran diprediksi sejumlah bencana akan melanda saat musim hujan akibat fenomena La Nina.
Di Kota Bandung, ancaman bencana yang kerap terjadi adalah banjir dan longsor. Dalam pelaksanaannya nanti, personel Polrestabes Bandung bekerja sama dengan Kodim 0618/Berdiri Sendiri (BS) Kota Bandung dan Pemkot Bandung.
"Tim penanggulangan bencana dibentuk di tingkat Polrestabes Bandung, bekerja sama dengan Kodim dan Pemkot Bandung. Tim serupa juga dibentuk oleh pemerintah kecamatan, polsek, dan koramil tim-tim penanggulangan bencana," kata Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Ulung Sampurna Jaya, Kamis (12/11/2020).
Kombes Pol Ulung mengemukakan, sebanyak 3.000 personel dan peralatan disiapkan untuk mengantisipasi dan penanggulangan bencana tersebut. "Tim ini sudah diluncurkan di Kodim 0618/BS," ujar Kombes Pol Ulung.
Diberitakan sebelumnya, Badan Meteorologi dan Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi sejumlah daerah di Jawa Barat bakal dilanda cuaca ekstrem. Karena itu, Pemprov Jawa Barat menetapkan status siaga I bencana dimulai sejak November 2020 hingga Mei 2021.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, kesiagaan ini berbanding lurus dengan prediksi BMKG bahwa akan ada curah hujan lebih banyak dan ekstrem bakal melanda beberapa wilayah di Jawa Barat.
"Sehingga kami menetapkan kesiagaan (siaga bencana) itu dari November (2020) sampai Mei (2021). Hampir setengah tahun, enam bulan ke depan," kata Ridwan Kamil seusai upacara.
Gubernur yang akrab disapa Keng Emil ini, kesiapsiagaan yang dilakukan terhadap bencana hidrometrologi. Sebab BMKG menyampaikan musim hujan dimulai lebih awal mulai Oktober 2020. Ditambah potensi La Nina, kita Provinsi Jabar siaga dalam dua bulan 2020 ini dan empat (sampai) lima bulan ke depan pada 2021.
"Seperti kita tahu, potensi badai La Bina yang akan hadir membawa dampak kepada naiknya gelombang laut sehingga potensi tsunami, banjir dan lain-lain, harus disikapi dengan siaga satu," ujar Kang Emil.
Menurut Kang Emil, bencana alam hidrometeorologi, 60 persen dari seluruh Indonesia itu terjadi di Jabar. Sebab, Jabar memiliki jumlah sungai dan anak sungai terbanyak di Indonesia.
"Setiap tahun bencana di Jabar terjadi antara 1.000 sampai 2.000 kejadian pertahun. Kalau dibagi 365 hari dalam setahun, kebencanaan di Jabar itu bisa 3 sampai 4 kali sehari," tutur Gubernur.
Editor: Agus Warsudi