get app
inews
Aa Text
Read Next : Tanggul Anak Sungai Sekedangdeur Ujungberung Jebol, Tiga Kios Tersapu Banjir

Bencana Alam Mengancam saat Libur Nataru, Personel BPBD se-Jabar Siaga Penuh

Jumat, 25 Desember 2020 - 12:45:00 WIB
Bencana Alam Mengancam saat Libur Nataru, Personel BPBD se-Jabar Siaga Penuh
Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat memimpin Apel Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Hidrometeorologi Tahun 2020-2021 di Jalan Diponegoro Kota Bandung, Rabu (4/11/2020). (Foto: Humas Polda Jabar)

BANDUNG, iNews.id - Bencana alam diprediksi berpotensi terjadi dan mengancam keselamatan warga Jabar selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Karena itu, personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) meningkatkan kewaspadaan dan siaga 24 jam untuk mengantisipasi segala kemungkinan.

Selain itu, BPBD se-Jawa Barat juga mengerahkan personel lebih banyak dibanding hari-hari biasa. Sehingga, berbagai potensi bencana alam, seperti banjir dan longsor dapat segera ditangani.

"Musim libur kali ini kami siaga 24 jam penuh. Jumlah personel yang disiagakan pun lebih banyak dibandingkan biasanya," kata Kepala Seksi Kesiapsiagaan BPBD Jabar Ebet Nugraha, dikonfirmasi melalui telepon seluler, Jumat (25/12/2020).

Ebet megemukakan, BPBD juga telah membentuk pos-pos komando (posko) kebencanaan di seluruh wilayah Jabar, termasuk menyiapkan sarana dan prasarana serta logistik bagi masyarakat terdampak bencana.

"Hingga kini, sarana dan prasarana, termasuk logistik tidak kendala, masih aman. Kalaupun kurang, kita koordinasi dengan Dinsos (Dinas Sosial) Jabar," ujarnya.

Tidak hanya itu, upaya lain yang dilakukan pihaknya, yakni memperkuat komunikasi dan koordinasi dengan simpul-simpul relawan kebencanaan untuk mendapatkan informasi sedini mungkin dalam upaya mitigasi bencana.

"Seperti dengan relawan FPRB (Forum Pengurangan Risiko Bencana), termasuk banyak relawan lain sebagai upaya early warning," tutur Ebet.

"Lewat informasi dari para relawan itu, kita mendapatkan informasi lebih cepat, misalnya tentang tinggi muka air sungai yang berpotensi menimbulkan banjir, sehingga penanganannya bisa lebih cepat," katanya.

Ebet menekankan, kesiapsiagaan personel BPBD se-Jabar, khususnya dalam libur Nataru kali ini juga tak lepas dari status Siaga 1 yang telah ditetapkan Pemprov Jabar yang dimulai November 2020 hingga Mei 2021 mendatang.

Oleh karenanya, pihaknya pun terus meningkatkan kesiapsiagaan, terlebih banyak kejadian bencana menimpa berbagai wilayah di Jabar seiring tingginya curah hujan seperti yang terjadi pada Kamis (24/12/2020) kemarin.

"Status Siaga 1 darurat bencana ideologi berlaku masih panjang dan kita terus bersiaga, khususnya libur Nataru kali ini, kesiapsiagaan memang ditingkatkan," ucap Ebet.

Diketahui, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyatakan, Provinsi Jabar berstatus siaga 1 hingga Mei 2021 menyusul prediksi peningkatan potensi bencana alam akibat cuaca ekstrem dan fenomena La Nina pada musim hujan tahun ini.

Dengan status tersebut, Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu pun menginstruksikan seluruh pemangku kepentingan di 27 kabupaten/kota bersiaga menghadapi berbagai potensi bencana alam dan penanganan dampaknya.

"Jadi, kesiagaan ini berbanding lurus dengan prediksi BMKG bahwa akan ada curah hujan lebih banyak dan lebih ekstrem. Sehingga, kita menetapkan kesiagaan itu dari November (2020) sampai Mei (2021)," kata Kang Emil dalam Apel Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Hidrometeorologi Tahun 2020-2021 di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Rabu (4/11/2020).

Menurut Kang Emil, fenomena La Nina membawa dampak curah hujan yang tinggi dan naiknya gelombang laut. Kondisi tersebut berakibat pada tingginya potensi banjir. Bahkan, kata Kang Emil, khusus wilayah di kawasan pesisir pantai selatan Jabar, harus juga mewaspadai potensi bencana tsunami.

"Saya sudah perintahkan BPBD Jabar melakukan simulasi penyelamatan tsunami, harus segera dilakukan di selatan jabar. Masyarakat harus paham, harus tahu early warning system kalau (tsunami) terjadi, kemana larinya sudah tahu," katanya.

Kepala Pelaksana BPBD Jabar, Dani Ramdan menjelaskan, berdasarkan prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), fenomena La Nina bakal terjadi antara akhir 2020 hingga awal 2021 mendatang.

"Dengan adanya La Nina, intensitas hujan bakal lebih lebat dibandingkan tahun lalu. Daerah-daerah yang memiliki kerawanan pergerakan tanah maupun banjir mendapat atensi berlebih, mulai dari mitigasi maupun kesiapan logistiknya," ujar Dani di Bandung, Selasa (13/10/2020).

Menurut Dani, BMKG memprakirakan bahwa Indonesia pada umumnya bakal terkena dampak fenomena La Nina. Adapun musim hujan diprediksi mulai masuk di sebagian wilayah Indonesia pada Oktober-November ini dan puncaknya Januari-Februari kemudian mulai turun di Maret-April 2021.

"Nah La Nina ini fenomenanya adalah intensitas hujannya tinggi. Jadi nanti akhir tahun sampai Januari, Februari, akan sangat lebat hujan. Biasanya kalau di kita hujan lebat itu berimplikasi pada longsor dan banjir atau bencana hidrometeorologi," jelasnya.

Editor: Agus Warsudi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut