Banjir Terjadi akibat Marak Alih Fungsi Lahan di Cimahi, DPKP Akan Lakukan Ini
CIMAHI, iNews.id - Kawasan Jalan Amir Mahmud di Cilember tepatnya di bawah Flyover Cimindi, kerap dilanda banjir saat hujan turun dengan intensitas tinggi. Pemkot Cimahi sedang mencari solusi atas permasalahan tersebut.
Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP) Kota Cimahi M Nur Kuswandana mengatakan, penanganan banjir di kawasan tersebut harus terintegrasi dengan penanganan di wilayah hilir. Sebab terdapat penyempitan gorong-gorong yang harus diperlebar terlebih dahulu.
"Daerah flyover Cimindi bagian dari aliran Sungai Cilember.Di situ ada penyempitan gorong-gorong yang harus diperlebar dulu," kata Kepala DPKP, Jumat (30/7/2021).
Dia menyatakan, pelebaran Sungai Cilember mesti dimulai dari hilir. Sebab kalau dimulai dari hulu, akan berdampak lebih parah ke hilir jika belum dibenahi, yakni mencakup dari wilayah Kabupaten Bandung, Melong, Cigugur Tengah, baru kemudian ke Cilember.
Tidak hanya itu, ujar dia, banjir juga kerap melanda kawasan Cihanjuang jika hujan lebat. Untuk penanganan banjir di kawasan tersebut harus dilakukan dengan memperbesar drainase karena terlalu sempit.
Pasalnya di sana awalnya banyak kebun dan sebagainya telah berubah jadi perumahan. "Jadi run off airnya tinggi, yang asalnya run off-nya hanya 30% aja mengalir dipermukaan, sekarang mungkin sudah 70% karena sudah jadi perumahan," ujarnya.
Menurut M Nur Kuswandana, saat kawasan tersebut masih berupa sawah atau kebun, saat hujan, air masih bisa terserap. Tapi ketika berubah menjadi kawasan hunian, area tangkapan air (catchment area) berkurang, sehingga drainase harus diperbesar.
DPKP Cimahi, tutur M Nur, secara rutin selalu melakukan pemeliharaan di seluruh sungai yang ada di Kota Cimahi, untuk penanganan banjir secara keseluruhan. Di sejumlah titik juga dilakukan perbaikan kirmir, dan peninggian tanggul sungai seperti di Melong.
"Kalau hujan kecil masih bisa ditahan oleh tanggul, tapi ketika hujan besar masih tetap bisa menyebabkan banjir. Jadi tinggi atau rendahnya debit air sangat berpengaruh," tutur M Nur Kuswandana.
Editor: Agus Warsudi