get app
inews
Aa Text
Read Next : Kemenperin Perketat Impor Garam Industri, Hanya untuk 3 Sektor Ini

Banjir Rob Rendam Ratusan Hektare Lahan Garam di Cirebon, Petambak Tak lagi Produksi

Jumat, 26 Agustus 2022 - 13:05:00 WIB
Banjir Rob Rendam Ratusan Hektare Lahan Garam di Cirebon, Petambak Tak lagi Produksi
Salah satu petambak lahan garam di Cirebon saat panen garam. (Foto: iNews.id/Abdulrohman)

CIREBON, iNews.id - Ratusan hektare lahan garam di Desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon terendam banjir rob. Akibatnya, petambak tidak bisa memproduksi garam secara maksimal.

Seharusnya, petambak garam sudah mulai panen raya, mereka justru harus gigit jari karena tidak bisa produksi. Sehingga masyarakat banyak yang meninggalkan lahan garam tersebut, karena kondisi yang tidak kunjung menemukan solusi.

Ismail Marzuki (35), salah seorang petambak garam mengaku saat ini mayoritas lahan garam di desanya terendam air rob. Hanya sebagian lahan saja yang posisinya jauh dari laut, dalam keadaan aman dan bisa produksi.

"Ada sekitar ratusan hektare yang terendam air rob dan tidak bisa digarap. Paling hanya seperempat lahan garam yang bisa produksi tahun ini, itu pun mereka kesusahan juga mengolahnya," katanya, Jumat (26/08/2022).

Dijelaskan Ismail, kondisi lahan garam yang terendam air pasang ini sudah tiga tahun. Namun yang terparah di kemarau tahun 2020 ini, dengan lahan garam 7.500 meter persegi, dia bersama petambak garam lainnya tidak bisa produksi sama sekali. 

"Jika dibandingkan tahun 2019 kemarin ya sangat jauh hasil produksi garamnya. Tahun-tahun sebelumnya saya masih bisa menghasilkan 85 ton garam dalam satu musim," ujar dia. 

Untuk harga garam di tambak sendiri, dia tak memungkiri memang lumayan tinggi. Perkilogramnya bisa mencapai Rp1.000-1.300 tergantung kualitas garam. Hanya saja, tingginya harga itu dikarenakan tidak ada garam di tambak. 

"Ya percuma juga harga tinggi, kami tidak bisa produksi kok. Kalau semua bisa produknya bisa saja harga garam seperti dulu-dulu. Saat panen raya malah anjlok di angka Rp100 per kilogramnya, "katanya.

Petambak Garam lainnya, Tohari mengaku, tahun ini dia meninggalkan lahan garamnya. Dia menyerah dan tidak melanjutkan mengolah lahan garam, karena sudah beberapa kali lahan tambak garamnya selalu diterjang air rob. Sehingga hanya membuang waktu, tenaga, dan biaya saja.

"Bulan Juni lalu saya sudah berusaha mulai membenahi lahan garam, tapi terus-terusan diterjang rob. Jadi ya percuma. Tahun ini paling parah dibandingkan dua tahun sebelumnya," ucapnya. 

Editor: Asep Supiandi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut