Alumni Buka Suara terkait Polemik Salat Id Tidak Biasa di Ponpes Al Zaytun Indramayu
BANDUNG, iNews.id - Polemik pelaksanaan salat Id tidak biasa di Ponpes Al Zaytun masih bergulir dan belum usai. Kali ini di media sosial (medsos) muncul unggahan dari para alumni yang menyayangkan sensasi miring dari Al Zaytun.
Seperti disampaikan seorang pria dalam video yang diunggah akun TikTok, @ikhsanag2 yang dilihat pada Kamis (27/4/2023). Pria itu mengaku alumni Ponpes Al Zaytun yang kampusnya berlokasi di Blok Sandrem, Desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu.
Pria yang mengenakan kopiah hitam dan kemeja motif garing bersilang tersebut menyayangkan viralnya kabar miring terkait almamater Al Zaytun yang menggelar salat Id dengan tata cara tidak biasa.
Berikut penuturan pria berkumis dalam video itu:
"Viral lagi, terkenal lagi, Ma'had Al Zaytun, salah satu pesantren terbesar se-Asia Tenggara. Terkenal karena berita bagus no! Tapi karena berita miring selalu.
Beberapa hari ini kita dihebohkan berita ini (sambil menunjuk beberapa link media online). Sudah banyak perdebatan tentang berita ini di media sosial. Walaupun sudah ada official jawabannya dari Ma'had Al Zaytun sendiri.
Tetapi menurut kami sebagai alumni itu belum memenuhi jawaban karena:
Satu, sebaik-baiknya saf wanita adalah di paling belakang, sebaik-baiknya saf laki-laki adalah saf paling depan. Kenapa kalau ada pilihan terbaik, kenapa pilih yang dibolehkan atau makruh. Satu.
Dua, kenapa safnya jarang-jarang. Sedangkan dianjurkan ketika sholat berjamaah saf itu harus rapat dan lurus agar sempurnanya sholat.
Oke, jawabannya karena masih mempraktikkan protokoler Covid-19. By the way, kita hargain jawaban itu.
Tapi kenapa waktu sholat safnya jarang-jarang, tapi setelah sholat ada acara makan-makan tapi rapat-rapat. Lebih penting manakah sholat atau makan-makan?
Tiga, kalau kalian perhatian ada satu orang ketika sholat berjamaah yang duduk beliau adalah CH Simanulang, yaitu orang Kristiani. Kenapa mesti ada di situ (di saf paling depan dan bersama makmum)? Toleransi kah? Emang harus begitu banget yah?
Oke, kami sebagai alumni sebenarnya kami juga terbebani dengan hal-hal seperti ini. Ya karena kami ini alumni Al Zaytun ini punya ikatan seenggaknya dengan Al Zaytun karena itu almamater kami.
Kami terbebani saat kami dipertanyakan orang, keluarga kami. Dipertanyakan oleh lingkungan kami yang sebetulnya berita-berita miring seperti ini (sambil menunjuk link media online) itu udah ada dari dulu.
Dan itu terus-terus ditanyakan ketika Al Zaytun terkenal seperti saat ini. Itu bikin kami pusing. Jadi menurut kami setop lah bikin sensasi-sensasi yang bikin orang memancing untuk mempertanyakan Al Zaytun itu siapa, dari mana, apa dan bagaimana.
Plis donk jangan bikin sensasi terus. Masak kita alumni dibebani sama hal-hal kayak gini. Masak situ yang bikin sensasi kita yang harus nyebokin. Thank You."
Diketahui, sebuah postingan akun I kepanitiaan dari Pondok Pesantren Al Zaytun membuat geger dunia maya. Pasalnya, dari unggahan foto sholat Idul Fitri 1444 Hijriah kemarin, terdapat seorang perempuan berada di shaf atau baris terdepan.
Foto tersebut diunggah oleh akun Instagram @kepanitiaanalzaytun pada Sabtu 22 April 2023. Di judul foto foto dituliskan Kegiatan Perayaan Ied Al Fithri di Masjid Rahmatan Lil Alamin Al Zaytun-Indonesia.
Akun dengan 1.009 pengikut tersebut menuliskan bionya sebagai akun resmi kepanitiaan Al Zaytun, memberitakan berbagai kegiatan acara di Mahad Al Zaytun Indonesia.
Dari foto tersebut, terdapat beberapa gambaran tata cara salat yang mereka lakukan. Pertama, sholat dengan imam dan khotib oleh pendiri Al Zaytun yaitu Panji Gumilang atau Abu Toto alias Syeikh Al Ma'had dilakukan berjarak antarjemaah.
Jarak antarjemaah cukup lebar sekitar 1 meter. Di setiap sisi jemaah juga terdapat sajadah dan kursi.
Kedua, terdapat seorang perempuan berada di shaf paling depan, tepat di belakang imam. Sementara di samping kanan dan kirinya para makmum pria.
Sementara itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) angkat bicara terkait viralnya pelaksanaan Sholat Id di Pondok Pesantren Al Zaytun, Indramayu, Sabtu (22/4/2023) lalu.
MUI menilai, pelaksanaan salat Id di Ponpes Al Zaytun berbeda dengan yang dicontohkan Rasulullah Muhammad SAW.
Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat, Rafani Achyar, mengatakan, wanita mestinya ditempatkan di belakang saat salat berjemaah dengan pria.
Rafani menjelaskan bahwa hal ini bukan berarti tidak menghormati atau memuliakan perempuan, namun hal ini harus dilakukan karena sholat harus berdasarkan contoh-contoh Rasul.
Rafani juga menyatakan bahwa jika perempuan sholat di depan, hal ini akan mengganggu konsentrasi laki-laki yang sedang sholat. "Juga banyak gangguan lain yang mungkin terjadi jika perempuan ditempatkan di depan. Macam macam," kata Rafani Achyar, Senin (24/4/2023).
Rafani juga mempertanyakan contoh praktik sholat berjamaah di Al Zaytun, di mana imam juga seolah memiliki pengawal.
Editor: Agus Warsudi