Aliran Waduk Saguling KBB Berubah Jadi Lautan Eceng Gondok, Ikan Sulit Didapat

BANDUNG BARAT, iNews.id - Aliran Sungai Citarum ke arah Waduk Saguling atau sekitar jembatan Sasakbubur, Desa Mekarmukti, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat (KBB), kembali dipenuhi eceng gondok. Kondisi ini terjadi karena air di sepanjang aliran sungai tersebut kembali penuh seiring musim penghujan.
Hal itu yang kemudian memicu tumbuh suburnya tanaman yang menutupi perairan, sehingga tampak seperti lautan eceng gondok.
"Sebenarnya sudah mulai banyak eceng gondok dari sejak akhir tahun lalu, dan sekarang semakin bertambah," kata salah seorang warga yang sedang memancing ikan, Badru (30), Kamis (19/1/2023).
Kondisi itu menurutnya, membuat warga yang biasa beraktivitas di aliran sungai seperti mencari sampah plastik atau memancing ikan kesulitan. Pasalnya sampan yang dipergunakan untuk mengarungi aliran sungai, sulit bergerak karena terhalang rapatnya tanaman eceng gondok.
Sementara bagi para pemancing seperti dirinya, juga jadi sulit mendapatkan ikan karena kawasan aliran air tertutup eceng gondok. Sehingga dirinya hanya bisa memanfaatkan tepian perairan sungai untuk memancing yang belum terhalangi tanaman air tersebut.
"Kalau kondisi gini, nyari ikan juga sulit, dapetnya jarang. Kadang dapat, kadang enggak," ujarnya.
Meskipun begitu, kondisi aliran sungai Waduk Saguling yang dipenuhi oleh Eceng Gondok bagi sebagian pengguna jalan yang melintas dinilai menjadi pemandangan langka. Bahkan mereka mengaku takjub dengan banyaknya eceng gondok yang menutupi perairan.
Momen seperti itu memang jarang terjadi, karena di musim kemarau aliran air sungai di kawasan ini justru mengering dan gersang. Kalaupun ada air yang masih mengalir hanya menutupi saluran selebar dua meter. Sementara di pinggirnya mengering dan kerap dipakai warga bercocok tanam.
"Ini jarang terjadi, paling kalau pas musim hujan. Jadi pemandangan yang bagus juga, karena menghampar warna hijau eceng gondok di permukaan air," kata Wendi (32) warga Cihampelas yang sedang melintas.
Editor: Asep Supiandi