get app
inews
Aa Text
Read Next : Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil Lantik Dua Kepala Daerah

Akhiri Jabatan, Pj Bupati Bandung Titip Pesan Ini ke Dadang-Sahrul

Senin, 26 April 2021 - 18:48:00 WIB
Akhiri Jabatan, Pj Bupati Bandung Titip Pesan Ini ke Dadang-Sahrul
Pj Bupati Bandung yang juga Kepala Disparbud Jabar Dedi Taufik. (Foto: Istimewa)

BANDUNG, iNews.id - Setelah Dadang Supriatna-Sahrul Gunawan dilanti Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Dedi Taufik mengakhiri jabatan sebagai penjabat (pj) Bupati Bandung yang diembannya selama dua pekan. Sebelum pamit, Dedi menitipkan pesan kepada Bupati dan Wakil Bupati Bandung terpilih tersebut.

Diketahui, hari ini, Senin (26/4/2021), pemenang Pemilihan Bupati (Pilbup) Bandung 2020, Dadang Supriatna-Syahrul Gunawan dilantik menjadi Bupati-Wakil Bupati definitif periode 2021-2026.

Dedi Taufik mengatakan, setelah mendapatkan amanah sebagai pj Bupati Bandung langsung melakukan konsolidasi dengan organisasi perangkat daerah (OPD) agar proses transisi bisa berjalan dengan baik.

Selain itu, Dedi juga ditugaskan untuk menyiapkan langkah antisipasi mudik seiring kebijakan larangan mudik yang dikeluarkan pemerintah pusat sekaligus menakan potensi penyebaran Covid-19 di Kabupaten Bandung.

"Semua tugas sudah saya jalankan. Terima kasih kepada semua pihak yang mendukung. Konsolidasi dengan OPD, upaya mengatasi Covid-19 sebagai ketua satgas pun sudah dilakukan. Mudah-mudahan, dengan waktu yang singkat, transisi kepemimpinan berlangsung baik," kata Dedi di Bandung, Senin (26/4/2021).

Dedi yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar ini mengemukakan, sejumlah isu lain yang mengemuka di Kabupaten Bandung pun telah dia garap, seperti mempercepat pencairan dana desa yang yang sempat terhambat karena terbentur mekanisme.

Seperti diketahui, proses transfer dari Rekening Kas Umum Negara (RKUN) ke Rekening Kas Desa (RKD) melalui Rekening Kas Umum Daerah (RKUD), memerlukan surat kuasa pemindahbukuan yang ditandatangani kepala daerah.

"Surat kuasa ini harus ditandatangani minimal oleh penjabat bupati, tidak bisa oleh pelaksana harian bupati atau penjabat sekda. Saya sudah tanda tangani surat kuasanya. Mudah-mudahan dana desa segera bisa dicairkan," ujarnya.

Penyerahan surat kuasa ke KPPN, tutur Dedi, dilakukan secara daring di mana soft copy surat diunggah melalui aplikasi Online Monitoring Sistem Perbendaharaan Administrasi Negara (OM SPAN) oleh Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD). 

Selain surat kuasa, Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) juga harus melalui proses pengunggahan melalui sistem tersebut. "Hard copy dan soft copy APBDes dikirim pemerintah desa ke DPMD (Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa). Kemudian diserahkan ke BKAD disertai surat rekomendasi dari DPMD," tutur Dedi.

Bahkan, kata Dedi, sinergitas juga telah dilakukan bersama Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Bandung melalui program Jaga Desa. Program tersebut merupakan bentuk pembinaan pengelolaan dana desa.

"Setelah diverifikasi KPPN, desa mana yang siap cair nanti dibuatkan surat pengantar dari BKAD, setelah itu baru masuk rekening desa. Mudah-mudahan dengan adanya bupati definitif prosesnya makin baik," ucapnya.

Dedi menyampaikan pesan kepada Bupati-Wakil Bupati Dadang Supriatna-Sahrul Gunawan. Seluruh OPD di Pemkab Bandung diimbau berpartisipasi dalam pelaksanaan roda pemerintahan agar akselerasi pembangunan di Kabupaten Bandung bisa terealisasi.

Pembangunan di Kabupaten Bandung, ujar Dedi, harus mengedepankan gotong royong. Seperti Desa Nagrak, Kecamatan Pacet dalam Lomba Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) Tingkat Provinsi Jawa Barat yang selalu mengedepankan gotong royong.

Desa tersebut memiliki empat kriteria yang dijadikan indikator penilaian, di antaranya kemasyarakatan, ekonomi, sosial budaya dan lingkungan hidup. Dari aspek kemasyarakatan, warga Desa Nagrak mengedepankan gotong royong dan memunculkan jiwa korsa dan kebersamaan. 

Bahkan, melalui gotong royong, desa tersebut telah memiliki inkubator ekonomi kreatif (ekraf) di mana kemasan produk olahan makanan yang dihasilkan warganya sudah bagus, sehingga perekonomian masyarakat pun bisa bangkit di masa pandemi.

"Kemudian, untuk aspek sosial budaya telah terbentuk pengajian yang sudah berjalan sekian tahun. Sementara dari aspek lingkungan hidup, Nagrak tidak punya ketergantungan tinggi terhadap hutan. Warga setempat sudah bisa menghidupi diri sendiri dengan resource atau potensi lokal yang ada di desanya, salah satunya komoditas pertanian," ujarnya.

Editor: Agus Warsudi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut