Ada Ibu Hamil di Cimahi Terpapar HIV, Diduga akibat Perilaku Seks Tak Aman Suami

CIMAHI, iNews.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi menemukan adanya kasus penularan HIV kepada Ibu hamil pada 2022. Ibu hamil itu tertular HIV akibat perilaku suami yang melakukan hubungan seks tidak aman dengan perempuan lain.
Munculnya kasus ibu hamil tertular HIV tersebut harus menjadi peringatan terhadap masyarakat khususnya ibu hamil dalam menjaga kesehatan diri dan bayi yang dikandung.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes Kota Cimahi, Dwihadi Isnalini mengatakan, berdasarkan data selama 2022, terdapat total 152 pengidap HIV di Kota Cimahi.
Jumlah itu termasuk di dalamnya ibu hamil yang terpapar HIV. "Itu harus jadi konsern bersama bagaimana mengurangi angka penularannya (HIV-AIDS), karena kasusnya cukup tingg," kata Kabid P2P Dinkes Cimahi, Kamis (12/1/2023).
Dwihadi Isnalini menyatakan, kasus ibu hamil terpapar HIV menjadi perhatian serius. Terutama mengeduksi perilaku masyarakat untuk menghindari penyakit tersebut. Termasuk penting kiranya masyarakat memahami hubungan seksual yang aman.
"Penularan penyakit HIV terjadi Karena infeksi menular seksual, makanya hubungan seksual yang aman juga harus dijaga," ujar Dwihadi Isnalini.
Yang juga penting di kalangan masyarakat, tutur Kabid P2P Dinkes Cimahi, jangan menghakimi atau melakukan stigmatisasi kepada ibu hamil yang terpapar HIV-AIDS.
"Sebab kasus itu bisa jadi bukan karena kesalahan dari ibu hamil tersebut. Pasangan atau suami harus memiliki tanggung jawab dalam melakukan hubungan seks aman hanya dengan pasangan sah," tutur Kabid P2P Dinkes Cimahi.
Dwihadi Isnalini mengatakan, sebagai upaya mengurangi stigmatisasi penyintas HIV-AIDS di Cimahi, Dinkes telah melakukan pembinaan warga peduli AIDS, pembinaan tenaga kesehatan di puskesmas, dan rumah sakit.
Kemudian, menormalisasi pemeriksaan HIV-AIDS terintegrasi dan perluasan cakupan pemeriksaan terintegrasi dengan pelayanan KIA dan TB.
"Temuan kasus HIV-AIDS yang meningkat, otomatis ada penyimpangan dan seks bebas di dalamnya. Penanganan HIV-AIDS bukan hanya dari sisi kesehatan, tapi juga masyarakat harus sadar dan mengenali cara penularan penyakit tersebut," ucap Dwihadi Isnalini.
Editor: Agus Warsudi