7 Fakta Kasus Intoleransi di Sukabumi, Nomor 6 Bikin Suasana Kembali Damai
JAKARTA, iNews.id – Sejumlah fakta terungkap dalam aksi intoleransi oleh sekelompok orang di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Aksi tersebut viral di media sosial.
Dalam video yang beredar, tampak massa merusak sebuah bangunan. Sejumlah orang memecahkan kaca bangunan tersebut. Bahkan, beberapa orang mengambil salib kayu dan menjatuhkannya ke lantai.
Salah satu pengunggah video mengungkapkan, peristiwa itu terjadi saat teman-temannya yang merupakan jemaat Kristen, tengah melakukan kegiatan retreat di Sukabumi. Mereka singgah di salah satu tempat yang dimiliki gerejanya.
"HELP RT!! ceritanya temen gw lagi ret” ke sukabumi, dan di sana mereka singgah di villa/tempat milik gereja dia, MILIK loh ya bukan sewa. Dan tiba tiba mereka diusir dengan cara yang sangat kasar dan tidak ada etika. Bahkan salib dan alkitab dibakar," tulis @cinnamonw234.
Berikut deretan fakta aksi intoleransi yang dirangkum iNews.
1. Kronologi Kejadian
Aksi intoleransi berujung perusakan rumah yang dijadikan tempat ibadah di Desa Tangkil, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi bermula dari kegiatan keagamaan yang dilangsungkan di vila milik Maria Veronica Nina, termasuk pemasangan salib besar di taman belakang rumah.
Rumah tersebut diketahui tidak dihuni permanen oleh Nina (70), namun sering digunakan saat liburan atau menerima tamu keluarga. Berdasarkan informasi yang dihimpun, kegiatan keagamaan mulai diketahui warga sejak 17 Februari 2025.
Kegiatan ibadah diprakarsai adik pemilik rumah, Weddy. Setelah tanggal tersebut, aktivitas peribadatan terus berlangsung tanpa pemberitahuan resmi kepada lingkungan setempat.

Menurut Kepala Desa Tangkil, Ijang Sihabudin, warga mulai keberatan sejak pemasangan salib berukuran besar pada 30 April 2025. Keberadaan simbol keagamaan yang mencolok di taman belakang vila memicu perhatian dan protes warga.
“Warga mulai protes sejak pemasangan salib pada bulan April lalu,” ujar Ijang, Senin (30/6/2025).
Warga juga mempertanyakan perubahan fungsi rumah tersebut. Awalnya dikenal sebagai bekas pabrik pengolahan jagung, rumah itu mendadak digunakan untuk aktivitas keagamaan tanpa izin resmi.
2. Peserta Retret Diusir Warga
Peristiwa mencekam menimpa rombongan peserta retreat keagamaan anak-anak dan remaja di Cidahu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Salah satu korban yang juga saksi mata mengungkap detik-detik saat mereka diusir secara paksa oleh sekelompok warga.
Berdasarkan video yang diunggah akun Instagram @permadiaktivis2, korban menjelaskan bahwa kegiatan yang mereka lakukan hanyalah retreat keagamaan selama liburan sekolah.
“Kami sedang mengadakan retreat dalam rangka liburan sekolah anak-anak dan kebanyakan pesertanya remaja dan anak-anak,” ucapnya, dikutip Senin (30/6/2025).
3. Suasana Mencekam
Kegiatan mereka mendadak berubah menjadi kekacauan saat massa mendatangi lokasi.
“Tiba-tiba kami mendengar suara keramaian di pagar. Orang gedor-gedor pagar, orang berteriak-teriak. Dan pada saat itu kami sangat kaget karena tiba-tiba banyak batu-batu bertebaran, batu-batu dilempar,” tulis akun Instagram @permadiaktivis2.
Yang paling mengerikan terjadi saat mereka mencoba menyelamatkan diri ke dalam mobil. Massa mengejar dan mulai menyerang kendaraan yang mereka tumpangi.
“Kami digedor-gedor saat sudah di dalam mobil. Semua unit mobil dipukul-pukul, dilempar batu, ditendang. Dan itu membuat anak-anak trauma,” ujar dia.

Dalam rekaman lain yang beredar, massa terlihat merusak bangunan vila, memecahkan kaca jendela, bahkan menjatuhkan salib kayu dan membakar alkitab milik jemaat.
Sontak, aksi ini menuai kecaman luas di media sosial. Banyak netizen meminta aparat bertindak tegas.
4. Kesaksian penjaga Vila
Penjaga vila yang menjadi lokasi perusakan di Desa Tangkil, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, membantah adanya kegiatan keagamaan rutin di tempat tersebut. Dia menyampaikan vila itu hanya digunakan untuk keperluan pribadi dan kegiatan keluarga seperti arisan atau pembinaan mental (retreat), bukan sebagai tempat ibadah tetap.
Vicly Jongki Dien (56) penjaga vila sekaligus warga Kampung Tangkil mengatakan, insiden aksi intoleransi dan perusakan terjadi pada Jumat (27/6/2025) pukul 13.30 WIB. Ketua RT, Ketua DKM dan perwakilan Karang Taruna bersama banyak warga yang tidak dikenalnya datang mendadak dan langsung masuk ke vila milik majikannya, Maria Veronica Nina.
“Waktu kejadian sekitar 15 menit. Saya langsung diamankan keluar. Mereka yang datang semuanya warga sekitar,” kata Jongkie saat ditemui, Senin (30/6/2025).
Jongkie yang telah 4 tahun bekerja di vila tersebut menegaskan, tidak pernah ada jadwal kegiatan keagamaan tetap. Vila tersebut hanya dipakai sesekali ketika pemiliknya berkunjung atau menerima tamu.
“Kalau hari libur kadang ada tamu keluarga, atau pembinaan mental, bukan ibadah. Tidak rutin, dan selalu ada koordinasi dengan RT setempat,” katanya.
5. Dedi Mulyadi Turun Tangan
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi akhirnya angkat bicara dan turun langsung merespons kasus dugaan aksi intoleransi yang terjadi di Desa Tangkil, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi. Dia menegaskan penyelesaian kasus ini akan dilakukan secara komprehensif, mencakup aspek sosial dan hukum.
Dalam video yang diunggah di akun Instagram pribadinya @dedimulyadi71 pada Senin (30/6/2025), Dedi bertemu langsung dengan salah satu korban sekaligus saksi peristiwa tersebut. Dia menyatakan akan mendampingi korban ke lokasi kejadian.
“Kita akan bersama-sama menyelesaikan masalah ini secara komprehensif dari sisi sosial dan hukumnya. Kedua-duanya harus diselesaikan dengan baik,” ujar KDM, sapaan akrab Dedi Mulyadi dalam video tersebut dikutip Senin (30/6/2025).

Dalam video, korban menceritakan jika tempat tersebut merupakan rumah pribadi, bukan rumah ibadah sebagaimana yang sempat diberitakan.
“Itu adalah rumah pribadi yang diperuntukkan bagi saudara-saudara kita yang kurang beruntung. Tempat itu memang sering dipakai kegiatan pembinaan mental atau retreat,” kata pria korban aksi intoleransi kepada KDM dalam video.
6. Warga Sepakat Ganti Rugi
Aksi intoleransi di Kampung Tangkil, Desa Tangkil, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi berakhir damai. Massa yang melakukan pengrusakan siap mengganti rugi.
Menurut Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Sukabumi, Tri Romadhono Suwardianto saat ini kasus tersebut sudah diselesaikan secara kekeluargaan. Warga Kecamatan Cidahu bersedia untuk mengganti segala bentuk kerusakan yang terjadi Jumat (27/6/2025) kemarin.
Hal itu diputuskan dalam pertemuan Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Cidahu dengan Pemerintah Kabupaten Sukabumi. Ia pun meluruskan bahwa kabar lokasi tersebut gereja adalah tidak benar, melainkan villa.
"Di sini saya pertegas, ini tidak benar, itu bukan gereja. Itu juga bukan tempat ibadah, itu adalah rumah tempat tinggal. Ini yang harus diluruskan terkait pemberitaan yang beredar," kata Tri dikutip Senin (30/6/2025).
7. MUI Minta Warga Tenang
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sukabumi merespons viral aksi intoleransi yang terjadi di Kampung Tangkil, Desa Tangkil, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi. Diketahui, warga menggeruduk dan menghancurkan lokasi yang sedang digunakan untuk umat Kristen beribadah.
Sekretaris Umum MUI Kabupaten Sukabumi Ujang Hamdun Kabupaten Sukabumi pun mengimbau agar masyarakat tak mudah terprovokasi. Terlebih, dengan isu yang belum terkonfirmasi kebenarannya. Dia menegaskan bahwa tempat tersebut bukan gereja, melainkan villa. Warga pun telah menegur pengelola villa terkait hal itu.
Editor: Kastolani Marzuki