5 Tempat Wisata di Sentul yang Lagi Viral, Cocok untuk Liburan Akhir Tahun Bareng Keluarga!

5. Gunung Pancar dan Pemandian Air Panas

Jika Anda lebih menyukai wisata alam yang menenangkan, Gunung Pancar bisa menjadi destinasi terbaik untuk melepas penat. 
Kawasan ini terkenal dengan hutan pinus yang menjulang tinggi, menciptakan suasana damai dan sejuk yang sangat fotogenik. 

Banyak wisatawan datang untuk piknik, camping, bahkan prewedding photography karena pencahayaannya sangat indah di pagi hari.

Selain hutan pinus, di area Gunung Pancar juga terdapat pemandian air panas alami yang dipercaya memiliki khasiat untuk kesehatan kulit dan relaksasi otot. 

Tiket masuknya tergolong terjangkau, sekitar Rp10.000–Rp20.000 per orang, sementara tarif kolam air panas bervariasi tergantung jenis kolam yang dipilih. 

Pengunjung dapat menikmati air hangat sambil mendengarkan suara burung di tengah hutan — kombinasi sempurna untuk melepas stres.

Tips Liburan ke Sentul

Agar perjalanan ke 5 tempat wisata di Sentul lebih nyaman, ada beberapa tips yang bisa Anda terapkan:

• Berangkat lebih pagi untuk menghindari macet, terutama di akhir pekan.
• Gunakan kendaraan pribadi atau sewa mobil, karena beberapa lokasi berada di area berbukit.
• Siapkan pakaian ganti dan alas kaki yang nyaman untuk aktivitas di alam.
• Jangan lupa membawa kamera, karena banyak spot foto menarik di setiap destinasi.
• Tetap jaga kebersihan dan hindari merusak lingkungan sekitar.

Dengan persiapan yang baik, liburan singkat ke Sentul bisa terasa seperti pelarian ke pegunungan tanpa harus keluar dari Jabodetabek.

Itulah lima tempat wisata di Sentul di atas membuktikan bahwa kawasan ini memiliki beragam pilihan aktivitas, mulai dari petualangan air di Curug Bidadari, wisata edukatif di Eco Art Park, hingga relaksasi alami di Gunung Pancar.  Tak heran jika Sentul kerap dijuluki sebagai “surga kecil dekat Jakarta”. Jadi, jika akhir pekan nanti Anda ingin liburan tanpa jauh-jauh keluar kota, Sentul bisa menjadi destinasi terbaik untuk menyegarkan tubuh dan pikiran.

Editor: Komaruddin Bagja