5 Keutamaan Puasa Syawal 6 Hari setelah Idulfitri

JAKARTA, iNews.id- Keutamaan puasa Syawal 6 hari setelah Idulfitri ternyata cukup banyak. Puasa Syawal adalah puasa sunnah yang dilakukan pada bulan Syawal, yaitu bulan setelah bulan Ramadan.
Dilansir dari Rumaysho, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda soal dalil Puasa Syawal. Dari sahabat Abu Ayyub Al Anshoriy, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
“Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim).
Dalam hadits tersebut terdapat ketegasan anjuran berpuasa enam hari di bulan Syawal. Madzhab Syafi'i, Ahmad dan Abu Daud sependapat soal ini. Adapun Imam Malik dan juga Abu Hanifah menyatakan bahwa puasa enam hari di bulan Syawal hukumnya makruh.
Namun pendapat mereka ini lemah karena bertentangan dengan hadits yang tegas ini. (Lihat Syarh An Nawawi ‘ala Muslim, 8/56)
Meskipun bukan puasa wajib, puasa Syawal memiliki beberapa keutamaan.
Puasa Syawal dapat membantu seseorang untuk memperbaiki dan memperkuat amalan yang dilakukan selama bulan Ramadan. Dengan melakukan puasa ini, seseorang dapat mempertahankan momentum kebaikan dan kebersihan hati yang diperoleh selama bulan Ramadan.
Puasa Syawal memiliki nilai pahala yang besar, bahkan lebih besar daripada puasa di bulan-bulan lainnya.
Hal ini dikarenakan puasa Syawal dianggap sebagai pahala tambahan setelah puasa di bulan Ramadan, yang merupakan bulan penuh berkah.
Apabila Allah Subhanahuwa ta'ala telah menerima amalan seorang hamba, niscaya Dia bakalmenunjukkan pada ama saleh selanjutnya. Maksudnya adalah apabila Allah telah menerima amalan dan ibadah puasa Ramadhan, maka mudah bagi Allah untuk menunjuki amalah saleh lainnya seperti puasa Syawal.
Hal ini diambil dari perkataan sebagian salaf,
مِنْ ثَوَابِ الحَسَنَةِ الحَسَنَةُ بَعْدَهَا، وَمِنْ جَزَاءِ السَّيِّئَةِ السَّيِّئَةُ بَعْدَهَا
“Di antara balasan kebaikan adalah kebaikan selanjutnya dan di antara balasan kejelekan adalah kejelekan selanjutnya.”[Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Ibnu Katsir, 8/417, Daar Thoyyibah, cetakan kedua, 1420 H, Tafsir Surat Al Lail]
Ibnu Rajab menjelaskan hal di atas dengan perkataan salaf lainnya,
”Balasan dari amalan kebaikan adalah amalan kebaikan selanjutnya. Barangsiapa melaksanakan kebaikan lalu dia melanjutkan dengan kebaikan lainnya, maka itu adalah tanda diterimanya amalan yang pertama. Begitu pula barangsiapa yang melaksanakan kebaikan lalu malah dilanjutkan dengan amalan kejelekan, maka ini adalah tanda tertolaknya atau tidak diterimanya amalan kebaikan yang telah dilakukan.”[Latho-if Al Ma’arif, hal. 394]
Puasa Syawal dapat membantu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan seseorang kepada Allah SWT. Dengan menahan diri dari makan dan minum, seseorang dapat memperkuat kontrol diri dan memperdalam hubungannya dengan Allah SWT.
Dalam hadis riwayat Imam Muslim, Nabi Muhammad SAW menjanjikan pahala besar bagi orang yang berpuasa enam hari di bulan Syawal. Nabi bersabda bahwa orang tersebut akan mendapatkan pahala seperti pahala puasa satu tahun penuh, dan akan diberikan hadiah Surga sebagai balasannya.
Oleh karena itu, puasa Syawal merupakan kesempatan besar bagi umat Muslim untuk meningkatkan kualitas ibadah mereka dan mendapatkan pahala yang besar di hadapan Allah SWT.
Editor: Komaruddin Bagja