get app
inews
Aa Text
Read Next : Gelombang PHK Tembus 44.433 Pekerja, Jabar Penyumbang Terbanyak

3 Daerah Rawan Banjir di Bandung yang Tidak Bisa Diabaikan Lagi

Minggu, 05 Oktober 2025 - 08:07:00 WIB
3 Daerah Rawan Banjir di Bandung yang Tidak Bisa Diabaikan Lagi
3 Daerah Rawan Banjir di Bandung. Ilustrasi banjir di Bandung (Foto: Istimewa).

BANDUNG, iNews.id -  Inilah 3 daerah rawan banjir di Bandung menjadi perhatian penting karena Kota Bandung dan sekitarnya memang memiliki risiko tinggi terjadi banjir saat musim hujan datang. Wilayah ini dikenal memiliki letak geografis di dataran tinggi namun dengan beberapa daerah rendah yang menjadi titik rawan genangan akibat hujan deras dan luapan sungai. 

Berikut ini adalah pembahasan lengkap tentang tiga daerah paling rawan banjir di Bandung beserta faktor penyebab dan upaya penanggulangannya.

3 Daerah Rawan Banjir di Bandung

1. Kecamatan Dayeuhkolot

Dayeuhkolot merupakan salah satu kecamatan yang sering mengalami banjir parah terutama saat curah hujan meningkat signifikan. Wilayah ini memiliki beberapa desa seperti Desa Dayeuhkolot dan Desa Citeureup yang menjadi langganan genangan air. 

Luapan anak Sungai Citarum seperti Sungai Cikapundung dan Sungai Cipalasari sering menyebabkan permukiman dan jalan di Dayeuhkolot tergenang. 

Ketinggian air dapat mencapai hingga 90 sentimeter dalam sekali kejadian banjir. Dampak dari banjir ini menyebabkan gangguan transportasi dan aktivitas ekonomi masyarakat setempat.

2. Kecamatan Bojongsoang

Bojongsoang juga termasuk wilayah yang rentan banjir di Bandung. Daerah ini meliputi desa-desa Bojongsoang, Lengkong, dan Bojongsari yang kerap terdampak genangan air akibat luapan sungai. 

Ketinggian air di ketiga desa tersebut umumnya antara 30 sampai 80 sentimeter. Lebih dari 200 jiwa terdampak setiap kali banjir terjadi, dan hingga saat ini, upaya penanganan dan evakuasi warga terus dilakukan oleh pemerintah termasuk pengungsian untuk lansia dan anak-anak. Kondisi banjir di Bojongsoang juga dipicu oleh intensitas hujan tinggi yang berkelanjutan.

3. Kecamatan Rancaekek

Kecamatan Rancaekek, terutama di Desa Nanjung Mekar dan beberapa kawasan seperti Kampung Babakan dan Desa Cangkuang, merupakan titik rawan banjir lain di Bandung. 

Banjir di kawasan ini disebabkan oleh luapan Sungai Citarik dan sungai kecil lainnya yang tidak mampu menampung debit air tinggi saat hujan intens. Akibatnya, puluhan rumah dan ratusan jiwa mengalami dampak langsung dari banjir, mengganggu kehidupan sehari-hari mereka. 

Selain itu, jebolnya tanggul benteng irigasi di Kecamatan Margaasih yang berdekatan juga memperparah kondisi banjir di Rancaekek.

Faktor Penyebab Banjir di Bandung

  • Curah hujan tinggi dan terus-menerus: Musim hujan di Bandung menyebabkan volume air sangat besar yang kadang sulit dikendalikan oleh sistem sungai dan drainase.
  • Meluasnya alih fungsi lahan: Perubahan penggunaan lahan hijau menjadi perumahan dan industri mempengaruhi kualitas resapan air.
  • Sistem drainase yang terbatas: Saluran air tersumbat sampah dan sedimentasi membuat aliran air permukaan terhambat.
  • Letak geografis yang bervariasi: Wilayah dekat sungai dan dataran rendah di kota Bandung lebih mudah terkena genangan air.
  • Luapan sungai utama dan anak sungai Citarum: Sungai Citarum sebagai sungai besar yang melintasi Bandung memiliki banyak anak sungai yang kerap meluap saat hujan deras.

Dampak Banjir yang Terjadi

Banjir di tiga daerah rawan ini berdampak besar secara sosial dan ekonomi. Rumah warga terendam, anak sekolah libur, aktivitas perdagangan dan industri terhambat, dan akses jalan tertutup sementara waktu. 

Banjir juga memicu kondisi kesehatan yang memburuk karena genangan bisa menjadi tempat berkembang biaknya penyakit. Warga yang terdampak biasanya harus mengungsi dan mengorbankan banyak biaya untuk membersihkan rumah serta memperbaiki kerusakan.

Upaya Penanggulangan Banjir di Bandung

Untuk mengurangi dampak banjir di tiga daerah rawan tersebut, pemerintah dan instansi penanggulangan bencana melakukan beberapa langkah berikut:

  • Normalisasi sungai dan drainase: Pengerukan dan pelebaran sungai serta perbaikan saluran air di sekitar permukiman yang terdampak banjir.
  • Pembangunan tanggul dan bendungan kecil: Memperkuat tanggul di titik rawan dan membuat bendungan pengendali debit air sungai.
  • Pemasangan sistem peringatan dini: Untuk memberi tanda awal kepada warga agar cepat mengambil langkah antisipasi.
  • Edukasi masyarakat: Meningkatkan kesadaran warga agar tidak membuang sampah sembarangan yang sering menyumbat saluran air.
  • Pengungsian dan bantuan darurat: Penyiapan tempat pengungsian sementara, dapur umum, serta distribusi kebutuhan pokok dan obat-obatan ketika banjir terjadi.

Demikianlah 3 daerah rawan banjir di Bandung yaitu Kecamatan Dayeuhkolot, Bojongsoang, dan Rancaekek merupakan wilayah yang sangat rentan terhadap bencana banjir terutama saat musim hujan. Kondisi ini disebabkan kombinasi faktor alam dan aktivitas manusia yang belum sepenuhnya terkelola dengan maksimal. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait sangat penting untuk mengurangi risiko banjir sekaligus meminimalkan dampak sosial ekonomi yang ditimbulkan. 

Editor: Komaruddin Bagja

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut