2.279 Ekor Sapi Mati akibat Wabah PMK di KBB, Peternak Rugi Rp30 Miliar
BANDUNG BARAT, iNews.id - Sebanyak 2.279 ekor sapi di Kabupaten Bandung mati akibat wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) selama dua bulan. Akibat kejadian ini, para peternak sekitar Rp30 miliar.
Sebagian besar ternak sapi yang mati jenis perah dan didominasi berada di wilayah utara. "Selama dua bulan PMK terjadi di KBB ada 2.279 ekor sapi mati. Kemudian 5.217 ekor sembuh dan 3.287 ekor dipotong paksa," kata Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan (Dispernakan) KBB Unang Husni Thamrin, Kamis (25/8/2022).
Unang Husni Thamrin menyatakan, secara keseluruhan jumlah hewan yang terpapar PMK di KBB mencapai 44.367 ekor. Kasus PMK di KBB pertama kali terdeteksi pada 21 Mei 2022. Penularan pertama terjadi di Desa Padaasih, Kecamatan Cisarua, dan dalam waktu dua bulan menyebar di 15 kecamatan.
Kerugian Rp30 miliar itu, ujar Unang Husni Thamrin, meliputi hewan ternak yang mati, penurunan hasil produksi susu, peningkatan ongkos perawatan, dan rentetan usaha lainnya yang berkaitan dengan produksi susu sapi dari hulu hingga hilir.
"Kerugiannya memang cukup besar, mencapai sekitar Rp30 miliar hanya dalam dua bulan karena sektor yang terkait dengan peternakan sapi ini sangat banyak," ujar Unang Husni Thamrin.
Saat ini, tutur Kadispernakan KBB, wilayah KBB sudah dinyatakan bebas wabah PMK. Sebab ribuan hewan yang sempat terpapar telah sembuh sehingga tidak ada lagi kasus PMK, baik yang menyerang sapi perah, domba, dan kambing.
Kadispernakan KBB menuturkan, kendati saat ini KBB sudah dinyatakan aman dari serangan PMK, para peternak diminta mesti tetap waspada. Terutama bagi hewan yang datang dari luar daerah, harus diperhatikan kesehatannya.
Para peternak juga diimbau menjaga kebersihan kandang secara rutin setiap harinya agar tidak jadi berkembang biak penyakit. "Kami tetap minta peternak waspada dan berhati-hati dengan hewan dari luar yang mau masuk ke daerah kita. Proses vaksinasi PMK juga tetap dilakukan," tutur Kadispernakan.
Editor: Agus Warsudi