Untuk pameran di luar negeri, tutur Tondi, harus karya dua tahun terakhir. Yang terbaru bertema Majapahit. "Pameran tunggal di Rossocinabro Roma juga mengusung gayang lukisan neo-cubism. Cuman yang di Milan dibedain," tutur Tondi.
Selain di Italia, Tondi juga pernah pameran di Londong dan Birmingham, Inggris. Kemudian pameran bersama di China dan Tokyo, Jepang. "Saya juga pernah pameran di Bandung bersama komunitas seniman lukis The Dome," ucapnya.
Menurut Tondi, dengan keikutsertaan karya lukisnya dalam pameran di beberapa negara di Eropa dan Asia, membuat seniman Indonesia dikenal di kancah internasional.
Sebab, tuturnya, patut diakui, seni rupa Indonesia tertinggal jauh dari negara-negara lain di Asia. "Pameran di Milan itu kan (Milan Design Week) diikuti oleh 78 negara. Setiap negara mengirimkan perwakilannya. Pengennya, seni rupa Indonesia itu lebih diakuti di dunia internasional," ujar Tondi.
Editor : Agus Warsudi
Artikel Terkait