Semburan gas disertai lumpur dan air di areal persawahan meresahkan masyarakat Desa Sukaperna, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu. Foto/iNewsTv/Toiskandar

Khaeron mengemukakan, telah melaporkan fenomena alam semburan gas bercambur lumpur itu ke Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) untuk melakukan mitigasi, menelusuri penyebab, dan mencari solusi untuk mengatasinya.

"Karena kekhawatirannya, ini akan mirip-mirip seperti di Lapindo, Sidoarjo. Oleh karenanya, saya bergerak cepat. Begitu saya mendapatkan informasi, saya teruskan (informasi itu) dan Pertamina sudah mengirimkan tim untuk kemudian bagaimana ke depannnya melakukan rekonstruksi dan menata kembali agar dimitigasi, dilokalisasi, dan menutup lubang agar (semburan) tidak meluas ke mana-mana," ujar politikus Partai Demokrat ini.

Anggota Komisi VI DPR Herman Khaeron. Foto/iNewsTv/Toiskandar

Khaeron menuturkan, semburan gas bercampur lumpur dan air itu terkonsentrasi di satu titik bekas pengeboran dari bekas sumur tua . Sebab di sekitar lokasi semburan merupakan kawasan ekspolitasi minyak dan gas bumi sehingga memicu lubang baru.

"Apakah itu bekas lubang seismik sebelumnya ataukah ini memang terjadi karena tekanan yang begitu kuat. Sehingga kemudian atas titik pengeboran utama, bisa saja dia merembes. Bisa saja," tutur Herman Khaeron.

Warga, kata dia, diimbau untuk tidak perlu khawatir berlebihan. Sebab, dua tahun lalu, terjadi 99 titik semburan. Saat itu, dirinya menjabat sebagai pimpinan Komisi VII DPR, bisa menyelesaikan masalah tersebut dengan menutup salah satu hole (lubang) pengeboran yang terindikasi menjadi penyebaran di beberapa titik.

"Älhamdulillah selesai pada waktu itu dua tahun lalu," kata dia.


Editor : Agus Warsudi

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network