“Jadi alumni beasiswa Darmasiswa RI dan atau mahasiswa Jepang yang tengah belajar Bahasa Indonesia di beberapa perguruan tinggi Jepang diminta mencari dan mengajarkan setidaknya 2 orang temannya yang belum pernah belajar Bahasa Indonesia. Lalu, hasilnya dilihat melalui sebuah ajang apakah dalam bentuk lomba ataupun pertemuan budaya. Jadi ada targetnya supaya yang belajar semangat dan pada gilirannya pemelajar baru tersebut diharapkan dapat terpikat untuk terus belajar sehingga jumlah pemelajar BIPA akan meningkat,” kata Atdikbud KBRI Tokyo.
Sementara itu, Kepala Pusat Penguatan dan Pemberdayaan Bahasa Kemdikbudristek Iwa Lukmana mempresentasikan regulasi dan kelembagaan yang menaungi internasionalisasi Bahasa Indonesia. Dia juga menjelaskan Lingua Franca Plus sebagai strategi utama dalam promosi bahasa, yang melibatkan sektor politik, ekonomi, pariwisata, pertahanan, olahraga, dan budaya.
“Pemerintah dalam hal ini Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa akan terus berperan melalui 3 hal yakni regulasi, fasilitasi dan koordinasi. Tentu kita akan terus bergiat agar tujuan internasionalisasi Bahasa Indonesia tercapai di tahun 2045-2050,” kata Kepala Pusat Penguatan dan Pemberdayaan Bahasa Kemdikbudristek Iwa Lukmana.
Ketua APPBIPA Pusat Dr Liliana Muliastuti mengatakan, fenomena global K-POP membuat Bahasa Korea menjadi populer. Karena itu, penting memulai "Indonesian Wave" melalui promosi budaya Indonesia di seluruh dunia.
“Kita harus terus bergerak agar Bahasa Indonesia dapat digunakan secara luas dalam perdagangan, pertukaran ilmu pengetahuan dan kebijakan internasional melalui promosi budaya adi luhung atau budaya pop kreatif. Penduniaan budaya Indonesia secara sistematis dan massif dengan pendanaan yang yang tepat akan membantu akselerasi internasionalisasi Bahasa Indonesia,” kata Ketua APPBIPA Pusat.
Editor : Agus Warsudi
Artikel Terkait