Bangunan ini bukanlah kerajaan, namun sebuah pondok pesantren di Kampung Cihamerang, Desa Banjaran Wetan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung. (Foto: iNews.id/Erick Fahrizal)

BANDUNG, iNews.id - Sebuah pondok pesantren di kawasan Banjaran, Kabupaten Bandung, dibangun dengan gaya arsitektur unik, memadukan antara sisi agama dan budaya. Bangunan pondok pesantren itu layaknya Kerajaan Sunda zaman dahulu.

Berdiri di dekat areal persawahan milik warga Kampung Cihamerang, Desa Banjaran Wetan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, Pondok Pesantren Mukhul Ibadah Kadaun Seureuh ini, mengusung konsep perpaduan antara agama dan budaya.

Jika dilihat dari sisi aktivitas santri dan santriwatinya, pondok pesantren yang baru diresmikan pada tahun 2020 lalu ini, sama seperti pondok pesantren lain pada umumnya, yakni menimba ilmu agama Islam.

Namun jika diperhatikan dengan seksama, bangunan ponpes yang didominasi oleh batu bata merah ini memiliki gaya arsitektur unik layaknya bangunan Kerajaan Sunda pada zaman dahulu. Dari sini kita juga bisa menikmati pemandangan sawah dan kota yang indah.

Ornamen-ornamen yang dipajang di hampir setiap sudut lingkungan ponpes ini sangat kental dengan Budaya Sunda, seperti keris, kujang, makom, ukiran-ukiran, hingga dupa yang dinyalakan.


Selain itu, kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler yang diikuti oleh santri dan santriwati di ponpes ini juga sangat khas dengan Budaya Sunda, yakni pencak silat dan seni musik tradisional Sunda.

Di lokasi ini terdapat empat elemen kesundaan di luar sisi keagamaan yang diterapkan, yakni adab dan tata krama, bahasa, bangunan dan pakaian.

Meskipun konsep yang diterapkan adalah perpaduan antara agama dan budaya, namun pihak pondok pesantren juga tetap mengajarkan agar anak didiknya tetap menjunjung tinggi rasa nasionalisme.

"Awalnya ini majlis taklim bapak-bapak yang kemudian berkembang untuk mendidik anak-anak. Pada tahun 2020 lalu kita melakukan langkah awal dengan memuliai kegiatan belajar dan Alhamdulillah setahun kemudian izin operasionalnya keluar," kata Pimpinan Ponpes Mukhul Ibadah Kadaun Seureuh, Saeful Kholik.


Dengan perpaduan konsep ini, para santri mengaku senang dan betah mondok di pesantren yang mengusung Budaya Sunda ini. Pasalnya, selain bisa belajar agama juga bisa belajar budaya di tempat yang memiliki pemadangan indah tersebut.

"Tentunya kami seneng belajar di pesantren ini," ujar santriwati Silvy dan Denti.

Meski baru berjumlah 24 santri dan santriwati, pondok pesantren ini sebenarnya bisa menampung sekitar 70 orang. Ke depan, pengurus pesantren berencana akan memperluas area ponpes agar bisa menampung lebih banyak santri dan santriwati dari berbagai daerah di Indonesia.


Tak hanya itu, konsep kurikulum perpaduan agama dan budaya yang sudah berjalan, rencananya juga akan ditambah dengan teknologi, agar sumber daya manusia lulusan pondok pesantren juga bisa bersaing di dunia kerja.

Di ponpes ini juga rencananya akan dibuatkan museum dan dijadikan tempat wisata religi serta merangkul penggiat UMKM di sekitaran Banjaran untuk menjual produknya di sini sehingga perekonomian masyarakat lokal bisa meningkat.


Editor : Asep Supiandi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network