Lewat validasi ini, pemerintah diminta untuk mengirimkan dokumen yang berisikan progres pengembangan kawasan Geopark dari sektor edukasi, konservasi, dan ekonomi.
Salah satu yang dinilai adalah tingkat kunjungan wisatawan selama ditetapkan sebagai UGG. “Selain itu, nanti juga akan dilihat apakah ada peningkatan ekonomi dan peningkatan infrastruktur,” ujar Prof Mega.
Guru besar yang aktif melakukan penelitian di kawasan Ciletuh-Palabuhanratu sejak 2005 ini mengungkapkan, dokumen progres paling lambat diterima UNESCO pada Januari 2021. Nantinya, UNESCO akan mengirimkan tim asesor untuk menilai secara langsung kondisi Geopark Ciletuh-Palabuhanratu.
Editor : Agus Warsudi
unpad Unpad Bandung geopark geopark ciletuh geopark dunia geopark indonesia geopark nasional unesco geopark unesco global geopark Kabupaten Sukabumi
Artikel Terkait