Dalam pelatihan ini, para pelaku UMKM yang telah dikurasi mendapatkan pelatihan selama satu tahun. Hal itu guna mematangkan kesiapan pelaku ekspor karena ekspor perlu proses yang tidak mudah.
UMKM yang ingin ekspor, ujar Iendra, harus bisa memenuhi standar 4K dalam komoditasnya. Standar 4K yakni kualitas, kuantitas, kontinuitas, kemasan. Ditambah 1A yakni administrasi.
"Harus memenuhi 4K. Kualitas setiap negara memiliki kriteria masing-masing. Kedua, kuantitas. Ketiga adalah kontinuitas. Kempat, yang kecil tapi menentukan kalau buat negara-negara itu, adalah kemasan. Maka setiap negara kemasannya perlu dibuat dan Disperindag menyiapkan ada yang disebut dengan Rumah Kemasan," ujarnya.
Kemudian secara pengolahan, Disperindag juga melakukan pembinaan termasuk juga dengan perangkat daerah lainnya seperti Dinas Perkebunan dan lainnya. Kemudian dari pembiayaan telah hadir dari Bank BJB. "Ini jadi sudah lengkap kolaborasi kita dari hulu sampai hilir kita dorong untuk meningkatkan ekspor," tutur Kadisperindag Jabar.
Iendra mengatakan, nilai neraca ekspor nonmigas Jabar pun cukup menggembirakan. Pada Juli 2022 neraca ekspor nonmigas Jabar mencapai 22,53 miliar Dolar Amerika Serikat atau 13,52 persen terhadap nilai ekspor nasional.
Editor : Agus Warsudi
hongkong pasar hongkong ekspor komoditas ubi cilembu pemprov jabar program pemprov jabar Wagub Jabar Uu Ruzhanul uu ruzhanul ulum
Artikel Terkait