GARUT, iNews.id - Jumlah korban keracunan sate jebred atau kulit sapi di Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, kembali bertambah. Hingga Kamis (12/10/2023) pukul 14.00 WIB, jumlah korban menjadi 53 orang, 3 di antaranya meninggal.
"Berdasarkan Rapid Health Assesment (RHA), sampai Kamis 12 Oktober 2023 pukul 14.00 WIB, jumlah korban keracunan pangan meningkat menjadi 53 orang," kata Kepala Bidang Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Garut Asep Surachman.
Dinkes Garut juga merilis data korban meninggal yang bertambah satu orang dari sebelumnya dua orang. Korban ketiga yang meninggal diduga akibat keracunan seusai mengonsunsi sate jebred merupakan perempuan warga Kecamatan Cilawu bernama Risna, berusia 35 tahun.
Asep Surachman menyatakan Risna meninggal di RS Guntur pada Selasa (10/10/2023) seusai dirujuk karena mengalami muntah, diare, dan lemas.
Kematian Risna yang diduga keracunan karena mengonsumsi sate jebred pun sempat tak terdata Dinkes Garut karena sebelumnya tidak disadari keluarga.
"Meninggalnya Selasa (9/10/2023), cuma baru dilaporkan hari ini karena keluarga menganggap bahwa saat itu meninggal bukan karena makanan. Saat tahu ramai di lapangan dan media massa, ternyata keluarga ingat, korban juga makan," ujar Asep Surachman.
Dengan penambahan ini, total korban meninggal dunia akibat dugaan keracunan mencapai tiga orang, yakni, dua orang warga Garut dan satu lainnya warga Tasikmalaya.
Identitas dua korban meninggal sebelumnya adalah Mimin (61) warga Cigalontang, Tasikmalaya, Cecep (48) warga Cilawu Garut, dan Risna (35) yang juga warga Cilawu Garut.
Menurut Asep, tim surveilans Dinkes Garut masih melakukan investigasi di lapangan untuk mengungkap akar masalah dari dugaan keracunan ini. Dinkes Garut, berkomitmen untuk memastikan keamanan dan kesehatan masyarakat di Kecamatan Cilawu. "Sampai hari ini tim surveilans masih investigasi di lapangan," tutur dia.
Diketahui sebelumnya, Bupati Garut Rudy Gunawan mengatakan, pemerintah daerah akan menanggung segala biaya pengobatan bagi warga yang mengalami keracunan seusai mengonsumsi sate jebred.
Pengobatan para pasien di Puskesmas Cilawu dan rumah sakit pemerintah akan ditanggung oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Garut.
"Sedangkan warga yang harus dirawat di fasilitas kesehatan swasta akan dibayar oleh Pemkab Garut melalui Layanan Terpadu Rumah Harapan Masyarakat (Lapad Ruhama)," kata Rudy Gunawan.
Sampel sate jebred telah dikirim Polisi ke laboratorium untuk diteliti. Kapolres Garut AKBP Rohman Yonky Dilatha mengatakan, aparat kepolisian akan melibatkan sejumlah pakar ahli di penyelidikan dugaan keracunan sate jebred.
"Dibutuhkan keterangan dari para ahli, jadi kita bisa menyimpulkan apa yang menjadi penyebab kematian dari beberapa warga," ungkap AKBP Rohman Yonky Dilatha.
Editor : Agus Warsudi
Bupati Garut bupati garut rudy gunawan garut kabupaten garut kasus keracunan keracunan keracunan makanan keracunan massal korban keracunan
Artikel Terkait