BANDUNG, iNews.id - Dinamika politik di tubuh DPD Partai Golkar Jabar, Jawa Barat terus bergolak. Pengurus kecamatan (PK) Golkar se-Jawa Barat menolak keputusan DPP yang resmi mengeluarkan surat keputusan (SK) dukungan kepada Ridwan Kamil-Daniel Muttaqien sebagai bakal calon gubernur dan wakil gubernur Jabar.
Mereka menilai keputusan DPP telah menyalahi aturan dan tidak sesuai dengan aspirasi di akar rumput. Ketua PK Partai Golkar Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung, YayatnHeryana, menyayangkan sikap DPP karena telah dinilai mengkhianati suara kadernya.
Menurut Yayat, DPP yang dipimpin Setya Novanto telah merusak marwah partai karena tidak mengusung kader pada kontestasi politik.
Tak hanya itu, Yana pun menyebut, mayoritas kader dan pengurus Golkar di akar rumput ini menyayangkan sikap DPD Partai Golkar di tingkat provinsi dan kabupaten/kota yang mengikuti begitu saja instruksi DPP terkait pencalonan tersebut.
"Kenapa DPD diam tak berdaya. Kami marah besar, kami tidak menginginkan baju kami luntur," kata Yana di Bandung, Selasa (7/11/2017).
Yana menegaskan, dengan adanya putusan tersebut PK se-Jabar akan menggugat keputusan DPP ke Mahkamah Partai Golkar dengan harapan pengusungan Emil bisa diubah.
"Yang sudah dikomunikasikan (menjadi calon gubernur) Dedi Mulyadi, kenapa yang turun Ridwan Kamil? Ada apa? Padahal, usulan sudah jelas seperti itu dari tingkat desa, kecamatan, sampai kota/kabupaten," katanya.
Ketua PK Golkar Cikijing, Kabupaten Majalengka, Kosasih mengatakan, pihaknya tidak akan menyetujui pengusungan Emil-Daniel Muttaqien pada Pilgub Jawa Barat 2018. H
Hingga saat ini, kata dia, hampir seluruh pimpinan Golkar di tingkat kecamatan dan kelurahan/desa hanya menginginkan Dedi Mulyadi sebagai calon gubernur.
"Hampir semuanya, hanya dari Indramayu saja yang tidak ada," katanya.
Kosasih juga sangat menyayangkan sikap petinggi dan sesepuh Golkar di pusat yang membiarkan kondisi ini terjadi.
"Ke mana petinggi partai? Penasihat, dewan penasihat, ke mana? Tolong bicara Aburizal Bakrie, Akbar Tandjung," ujarnya.
Menurutnya, mekanisme pengusungan Dedi sudah ditempuh mulai usulan dari tingkat terbawah hingga penilaian berdasarkan hasil survei terbaru.
"Jadi kami bingung, karena mekanisme sudah kami tempuh. Kang Dedi itu sudah di tiga besar, surveinya lebih signifikan daripada yang direkomendasikan," katanya.
Karena itu, dia memastikan bersama seluruh pengurus di tingkat kelurahan dan kecamatan akan terus bergerak untuk memperjuangkan Dedi Mulyadi sebagai calon gubernur. Bahkan, meski Dedi tetap tak diusung partai lain, pihaknya akan tetap mendukung Bupati Purwakarta itu.
"Kami masih di medan perang. Kami tetap di Golkar, tapi kami akan ikut Kang Dedi, siapa pun partai pengusungnya," katanya.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait