Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik). (Foto: Okezone)

BANDUNG, iNews.id - Sejumlah lembaga survei melakukan hasil hitung cepat (quick count) untuk mengetahui siapa pemenang dalam kontestasi Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat (Jabar) 2018. Dari hasil quick count sejumlah lembaga survei, Pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum unggul dalam perolehan suara.

Namun hal itu ternyata tidak membuat tim pemenangan Pasangan Calon (Paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar nomor urut 3 Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik) patah arang. Tim Asyik mengaku menghargai hasil hitung cepat yang digelar sejumlah lembaga survei dan disiarkan langsung televisi nasional.

"Tapi, kami menilai tidak ada satu pun yang bisa mengklaim kemenangan. Terlebih, hasil quick count berbeda dengan hasil survei yang telah dirilis sejumlah lembaga survei tersebut, " kata Ketua Tim Pemenangan Asyik Haru Suandharu, Kamis (28/6/2018).

Menurut Haru, pemenang Pilgub Jabar akan ditentukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) setelah proses rekapitulasi penghitungan suara selesai. Apalagi, kata dia, tim internal pasangan Asyik juga memiliki data hasil hitung cepat yang berbeda dengan lembaga survei lainnya. "Jadi, tidak ada satu pun (paslon) yang bisa mengklaim kemenangan berdasarkan quick count. Intinya, masih berlanjut karena kita masih menunggu hasil resmi dari KPU Jabar," ucapnya.

Tim Pemenangan Internal Gerindra, Rizaldy Danar Priambodo mengatakan, hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei di Pilgub Jabar memiliki sejumlah kesalahan. Berdasarkan catatan internal partai, banyak ditemukan kejanggalan penelitian yang secara keilmuan statistik tak dapat dipercaya. 

Pertama, menurut pemberitaan di situs surat kabar disebutkan jika margin of error dari quick count yang dilakukan lembaga-lembaga survei tersebut adalah pada angka 1%. Hal ini merupakan suatu kejanggalan, dengan jumlah tempat pemungutan suara (TPS) di Jabar yang sebanyak 74.942 TPS. Sebab, jika mengingkan hasil dengan 99% confidence level dan 1% margin of error, maka dibutuhkan 13.618 TPS sebagai sampelnya. 

"Sedangkan menurut pemberitaan di atas, jumlah TPS yang dijadikan sampel bagi lembaga-lembaga survei tersebut hanya berkisar antara 300-600 TPS. Untuk 99% confidence level, jumlah sampel 300 TPS artinya margin of error akan berada pada angka 7%, dan sampel 600 TPS artinya margin of error nya 5%. Artinya, ada dua kemungkinan: ada kekeliruan dalam pemberitaan (honest mistake), atau memang publik sengaja diarahkan dengan info yang menyesatkan (misleading)," ujar dia. 

Kedua, hasil quick count tersebut tidak mencerminkan hasil-hasil survei yang dirilis sebelumnya. Gelaran yang diprediksi hanya kontes antara Rindu dan Deddy-Dedi, ternyata tidak terjadi. Asyik melejit, berbeda posisi sangat tipis (neck to neck) dengan Rindu. Sementara pasangan Deddy-Dedi dan Hasanah terpaut cukup jauh. 

Ketiga, posisi Rindu dan Asyik terpaut sangat tipis, hanya di kisaran 1-3%, di bawah margin of error 7% atau 5%. Artinya, secara keilmuan belum dapat diketahui siapa pemenangnya antara Rindu ataupun Asyik.

“Dari angka-angka dan catatan-catatan tersebut di atas, tim pemenangan Partai Gerindra tidak dapat begitu saja menerima hasil quick count yang diselenggarakan oleh lembaga-lembaga survei yang sebelumnya merilis hasil survei yang begitu berbeda dengan hasil quick count,” ucap Rizaldy. 


Editor : Himas Puspito Putra

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network