Bed Occupation Rate (BOR) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) R Syamsudin SH Kota Sukabumi over kapasitas.

SUKABUMI, iNews.id - Bed Occupation Rate (BOR) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) R Syamsudin SH Kota Sukabumi over kapasitas. Dari total 55 tempat tidur yang dipersiapkan, sudah terisi semua dan pasien korban gempa Cianjur masih terus berdatangan. 

Untuk mengantisipasi hal tersebut, manajemen rumah sakit menambah satu kamar atau 10 tempat tidur bagi pasien korban bencana gempa magnitudo 5,6 yang berpusat di wilayah Cianjur. Sejak ditambah kapasitasnya, masih tersisa 10 tempat tidur bagi pasien yang datang hingga Rabu (23/11/2022) pagi. 

Kepala Bagian Umum dan Kepegawaian, dr Supriyanto mengatakan, untuk sementara Ruangan Teratai atas dan Ruangan Mawar tersisa kuota tiga tempat tidur lagi. Kemudian ruangan yang buka lagi di lantai 4 dengan kapasitas kurang lebih tujuh tempat tidur. 

"Jadi space-nya masih 10 bed, Insya Allah masih kita bisa menerima. Total pasien masuk akibat gempa kemarin 73 orang, yang pulang delapan orang, meninggal satu, sisanya dirawat. Mayoritas dewasa, anak-anak juga ada beberapa," ujar dr Supriyanto kepada MNC Portal Indonesia, Rabu (23/11/2022). 


Lebih lanjut dr Supriyanto mengatakan, sebagian besar pasien gempa mengalami trauma tumpul atau benturan, kebanyakan juga ada patah tulang dan juga cedera kepala. 

"Tadi arahan pak direktur untuk selanjutnya, apabila melampaui kuota, itu juga mungkin kita akan evakuasi ke rumah sakit terdekat, RS Secapa mungkin, kita sudah koordinasi untuk bisa menerima, yang jelas sudah berinformasi ke kami bahwa ketika nanti kita udah overload dari yang kita sedia mungkin ke RS Secapa dulu," ujar dr Supriyanto. 


Selanjutnya, dr Supriyanto berharap adanya tahap triase dari pemberi rujukan di lokasi bencana atau RSUD Sayang Cianjur, agar dapat ditangani secara cepat dan tepat sesuai dengan kondisi pasien tersebut. Triase dalam artian pemilahan jangan sampai ada pasien yang kemudian tidak bisa ditangani di RSUD R Syamsudin SH terbawa ke sini atau dikirim ke sini. 

"Itu nanti akan tidak tepat. Misalnya cedera tulang belakang harus ada sub spesialis spine, misalnya tulang belakang yang berat, tapi untuk cedera kepala kita ada punya bedah syaraf, punya ortopedi, jadi pemilahannya itu yang saya maksud," ujar dr Supriyanto. 


Editor : Asep Supiandi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network