Ayi juga mengaku ternyata baru mengetahui jika korban penganiayaan ternyata tidak bisa dicover oleh pembiayaan dari BPJS Kesehatan atau program Masyarakat Miskin (Maskin). Pihak keluarga kesulitan mencari donasi, lalu ke sana ke mari meminta bantuan yang akhirnya kondisi itu terdengar oleh anggota DPRD KBB dari Fraksi PKS Nur Djulaeha.
"Akhirnya ada bantuan dari beliau (Bu Nur) sehingga ibu dan anak itu bisa pulang dari rumah sakit. Namun sang ibu kondisi kejiwaannya seperti yang masih tertekan sehingga masih sulit diajak komunikasi," tuturnya.
Menurutnya, saat ini keduanya menetap di rumah kakaknya, Suparman yang tidak jauh dari rumah yang jadi tempat kejadian perkara. Rumah tersebut saat ini masih dipolice line dan kondisinya masih sama seperti awal kejadian karena bercak dan ceceran darah belum dibersihkan, mengingat informasinya pihak kepolisian akan melakukan olah TKP lanjutan.
Adik dari pelaku A, Fatah (48) berharap agar polisi segera membuka police line di rumah tersebut. Sebab keluarga dan tetangga ingin membersihkan kondisi rumah dan darah yang masih berceceran supaya bisa menghilangkan kesan angker.
"Keluarga inginnya rumahnya segera dibersihkan, dicat lagi. Kalau sekarang hawanya serem, bahkan kalau magrib udah jarang warga yang lewat sini," kata pria yang rumahnya berjarak sekitar 10 meter dari TKP ini.
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait