"Kemudian, kurangnya pemahaman pengguna jalan terhadap teknik berkendara, etika berlalu lintas, pengecekan kendaraan dan minimnya kesadaran sopir terhadap keselamatan berlalu lintas," ujar Willy Sadli.
Berdasarkan data Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) hampir 90 persen dari total kecelakaan truk dan bus akibat rem blong di jalanan menurun.
Data tersebut harus menjadi perhatian serius dari para sopir truk. "Memang kecelakaan paling banyak terjadi disebabkan rem blong. Kami mengimbau para sopir truk ini terus memeriksa kendaraan secara berkala dan jangan melebihi kapasitas muatan," tutur dia.
Jamal, narasumber kegiatan sosialisasi tersebut, Jamal, mengatakan, terdapat sejumlah catatan yang harus diperhatikan para sopir truk sebelum berkendara.
Seperti, mengecek kondisi kendaraan, kondisi alat pengereman dan diri sendiri, jaga kesehatan. Jika mengantuk harus istirahat dan harus mematuhi rambu lalu lintas.
Editor : Agus Warsudi
sopir truk kampanye keselamatan berkendara keselamatan berkendara sosialiasi keselamatan berkendara Kabupaten Kuningan
Artikel Terkait