3. Wawangsalan
Sisindiran Sunda jenis ini selintas seperti tatarucingan atau tebak-tebakan. Wangsal dari teka-teki baris pertama harus ditemukan dalam paris kedua. Yang dijadikan wangsalna tidak disebutkan secara langsung, tetapi disembunyikan dalam kata yang murwakanti (sama bunyi suku katanya).
Contoh wawangsalan sebagai berikut:
Kanggo pameget netepan (Untuk laki-laki salat)
Mésérna sanés ti warung ( Belinya bukan dari warung)
Artinya: Sarung
Kota nu usum hujan (Kota musim hujan)
Jadi jalma ulah bangor (Jadi manusia jangan bandel)
Artinya: Bogor
Pamingpin di kecamatan (Pemimpin di kecamatan)
Ka guru mah kudu hormat (Kepada guru haru hormat)
Artinya: Camat
Itulah sisindiran Sunda sebagai salah satu karya sastra yang bekembang di Tatar Pasundan.
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait